Bisnis.com, JAKARTA—PT Industri Kereta Api (Persero) mulai merambah pasar di Benua Afrika sebagai ekspansi bisnis setelah memasarkan produk kereta api di negara-negara Asia Tenggara dan Asia Selatan.
"Fokus kami di Pasar ASEAN terlebih dahulu, kemudian paralel ke Asia Selatan, kemudian merambah ke Pasar Afrika, salah satunya Zambia," kata Pelaksana Tugas Direktur Utama PT Inka M Nur Sodiq saat ditemui di Jakarta, Senin (8/1/2018).
Sodiq mengatakan salah satu negara yang tengah menjajaki kerja sama dengan Zambia, yaitu pengerjaan 30 lokomotif senilai kira-kira 90 juta dolar AS atau Rp1,3 triliun.
"Inka mempunyai visi menjadi 'world class rolling stock company', ini pun pasar baru setelah dengan Bangladesh, Srilanka dan Pakistan kita masuk lagi ke Pasar Afrika," katanya.
Dalam kesempatan sama, Executive Vice President Inka Bambang Kushendarto mengatakan pihaknya dengan Zambia masih dalam tahap proses negosiasi dengan Zambia.
"Jadi, ini masih dalam tahap negosiasi karena ini proyek pertama dengan Negara Afrika untuk pengadaan 30 lokomotif diesel elektrik," katanya.
Bambang mengatakan proyek tersebut merupakan tripartit antara Indonesia, Zambia dan Swedia, di mana Swedia memberikan pinjaman lunak (soft loans) kepada Zambia untuk membangun infrastruktur prasarana, sementara sarana (rolling stock) dilakukan oleh Indonesia, yaitu Inka.
Dia menambahkan kerja sama tersebut dalam jangka waktu dua tahun, namun dengan pembangunan infrastruktur total empat tahun.
"Lokomotif pertama yaitu untuk 22 bulan, jadi kami lokomotifnya saja, sementara Swedia untuk infrastruktur, seperti persinyalan," katanya.
Selain Zambia, Bambang menyebutkan, yaitu Negara Afrika yang tertarik lainnya adalah Nigeria.
"Yang sudah dekat ada Nigeria, Menteri Transportasinya sudah berkunjung ke Inka, sudah melihat ada kereta penumpang, kereta barang, macam-macam. Jadi dari luar negeri sudah banyak yang datang," katanya.