Bisnis.com, SURABAYA—PT Bukit Asam (Persero) Tbk tahun ini memproyeksikan penjualan batu bara bisa mencapai 23,17 juta ton sejalan dengan meningkatnya permintaan pasar batu bara jenis low to medium range calorie di pasar domestik dan sejumlah negara-negara Asia.
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Adib Ubaidilla mengatakan prospek bisnis tambang batu bara ke depan masih cukup menjanjikan apalagi pemerintah dalam membangun PLTU masih menggunakan batu bara bahkan Presiden Jokowi merencanakan pembangunan pembangkit listrik 35.000 Watt.
"Bukit Asam sendiri selama ini telah memasok 60% produksi batu bara di pasar domestik di mana sebagian besar dikonsumsi oleh PLN," katanya saat Public Expose Marathon IDX Surabaya, Selasa (29/8/2017).
Dia memaparkan, Bukit Asam pada semester I/2017 ini telah mengalami kenaikan penjualan secara volume yakni tercatat selama Januari-Juni 2017 terjual 11,36 juta ton naik 13,4% dibandingkan semester I/2016 yang hanya 10,02 juta ton.
Dari total penjualan tersebut, sebanyak 4,16 juta ton merupakan konsumsi pasar ekspor yang naik 11,4% (yoy), sedangkan volume penjualan domestik 7,20 juta ton atau naik 14,6% (yoy).
Sedangkan dari sisi kinerja pendapatan, PTBA mencatatkan Rp8,97 triliun naik 32,7% dibandingkan dengan periode yang sama 2016 yakni hanya Rp6,76 triliun.
"Faktor peningkatan penjualan ini memang karena ada permintaan batu bara jenis -48 dan BukitAsam -50 dan juga membaiknya harga jual batu bara dunia yang naik 17% (ekspor) dan 12% (domestik). Tahun ini terus kami tingkatkan terutama untuk memenuhi pasar di Tiongkok, India, Taiwan, Jepang, Malaysia, Thailand, Kamboja, Filipina dan Vietnam," jelasnya.
Khusus tahun ini, lanjutnya, PTBA menargetkan bisa menjual batu bara di pasar domestik sebanyak 15 juta ton, sedangkan pasar ekspor 8,17 juta ton.