Bisnis.com, MALANG – Universitas Muhammadiyah Muhammadiyah berpeluang dapat bekerja sama dengan kampus-kamnpus di Amerika Serikat lewat ASIA Network Faculty Enhancement Program (ANFEP).
Co-director Anfep Prof Siti Kusujiarti mengatakan peserta kunjungan ke UMM berasal dari 12 kampus yang berbeda sehingga jadi peluang untuk kerjasama antara UMM dengan masing-masing kampus tersebut bisa terjadi.
“Peluangnya besar,” ujarnya saat mendampingi kunjungan 12 dosen perguruan tinggi di Amerika Serikat dalam skema Anfep di UMM, Senin (24/7/2017).
Wakil Rektor I Bidang Akademik UMM Prof Syamsul Arifin mengungkapkan, kerja sama internasional menjadi bidang yang selalu dikembangkan di UMM. UMM sebelumya telah bekerja sama dengan AS di beberapa program di antaranya melatih 70 relawan dari organsisasi Peace Corps AS pada 2015.
Selain it, kunjungan dosen dari 12 kampus di AS yang tergabung dalam Anfep ke UMM untuk mengetahui kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan perguruan tinggi swasta tersebut.
UMM dipilih karena karakteristiknya yang unik, yakni kampus di bawah yayasan Muhammadiyah yang bernapaskan Islam, namun tetap mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu.
Program itu, lanjut dia, bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan dan informasi pada dosen-dosen yang berkecimpung di Asian Studies. Nantinya, hasil dari keliling kampus akan diintegrasikan dalam kurikulum di kelas serta penelitian sesuai dengan spesialisasi dosen.
Selain UMM, ada empat kampus lainnya yang dikunjungi ANFEP selama tiga minggu di Indonesia, yakni UIN Yogyakarta, Universitas Janabadra Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan Universitas Hindu Indonesia.
Fokus tema yang ingin dipelajari di berbagai kampus tersebut, yakni tentang masalah perubahan sosial, lingkungan, agama dan budaya.
Di UMM, ke-12 dosen ini menerima presentasi tentang beberapa program penelitian, pengabdian masyarakat, dan pengembangan teknologi a.l bidang lingkungan yakni pembangunan pembangkit listrik mikro hidro (PLTMH) Sumber Maron di Desa Karangsuko, Kabupaten Malang.