Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. menyatakan, sampai dengan semester pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016, kredit bermasalah di segmen konsumsi membaik.
“Kredit konsumer bermasalah ada perbaikan berkat mitigasi risiko terutama selama dua tahun terakhir baik dari segmentasi, collection, termasuk scoring model sudah kami perbaiki,” Direktur Konsumer BTN Handayani kepada Bisnis, di Jakarta, Senin (3/7/2017).
Berdasarkan data Statistik Sistem Keuangan Indonesia (SSKI) yang dipublikasikan Bank Indonesia (BI) pada akhir April 2017 diketahui secara year on year total rasio kredit bermasalah (non-performing loan / NPL) sektor rumah tangga memang terjaga pada kisaran 1,71%.
Terdapat enam jenis kredit di sektor rumah tangga yang diklasifikasikan Bank Indonesia. Perinciannya a.l. kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), kredit multiguna, kredit peralatan rumah tangga, kredit rumah tangga lain, dan kartu kredit.
SSKI BI menyatakan, kontributor utama terhadap total NPL sektor rumah tangga per April tahun ini adalah KPR yang mencatatkan rasio kredit bermasalah sebesar 2,92%. Selain KPR adalah kartu kredit dengan NPL 2,72%.
BTN merupakan bank pelat merah yang tumpuan utama penyaluran kreditnya adalah kredit pemilikan rumah. Handayani menyatakan, menjelang pertengahan 2017 penyaluran KPR perseroan terpantau terus moncer.
“Terutama untuk rumah subsidi permintaannya bagus karena memang gap kebutuhan dengan suplainya masih cukup besar. Ini terutama rumah seharga Rp250 juta sampai Rp300 juta,” ucap dia.
Berdasarkan SSKI BI, per April tahun ini KPR rumah tangga tercatat tetap tumbuh secarayear on year sebesar 7,13% menjadi Rp400,67 triliun. Porsi kredit pemilikan rumah terhadap total pinjaman yang disalurkan bank per April berkisar 32,57%.