Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Filipina Libatkan Pasukan Elite AS di Konflik Marawi

Pasukan elite Amerika Serikat turut membantu Angkatan Bersenjata Filipina untuk membebaskan Kota Marawi dari kekuasaan kelompok milisi Maute yang pro-ISIS.
Pasukan pemerintah Filipina di Marawi./Reuters
Pasukan pemerintah Filipina di Marawi./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Pasukan elite Amerika Serikat turut membantu Angkatan Bersenjata Filipina untuk membebaskan Kota Marawi dari kekuasaan kelompok milisi Maute yang pro-ISIS.

Menurut juru bicara Kedutaan Besar AS di Manila, permintaan bantuan telah diajukan pemerintah Filipina beberapa waktu lalu.

"Sesuai dengan permintaan pemerintah Filipina, pasukan operasi khusus AS sedang mendampingi AFP (militer Filipina) dalam operasi di Marawi guna menolong para komandan AFP di lapangan dalam perlawanan menghadapi Maute dan kelompok Abu Sayyaf," ujar juru itu sebagaimana dikutip Reuters, Minggu (11/6/2017).

Dari sisi Filipina, juru bicara militer Filipina di Marawi, Letnan Kolonel Jo-Ar Herrera, mengonfirmasi bantuan AS.

"Mereka tidak bertempur. Mereka hanya menyediakan sokongan teknis," kata Herrera. Pada Jumat (9/6), pesawat pengintai P3 Orion milik militer AS terlihat terbang di atas Kota Marawi, namun belum ada bukti bahwa AS telah mengirim pasukan.

Letnan Kolonel Jo-Ar Herrera mengatakan ada sebanyak 13 personel marinir Filipina yang tewas dalam pertempuran melawan kelompok Maute baru-baru ini. Jumlah itu menambah daftar serdadu Filipina yang tewas menjadi 58 orang sejak pertempuran berlangsung tiga pekan lalu. Selain serdadu, pemerintah Filipina mengatakan sedikitnya 138 milisi dan 20 warga sipil meninggal dunia.

Kelompok Maute, yang dipimpin kakak-beradik Omar dan Abdullah Maute, masih menguasai Kota Marawi walau mengalami gempuran berhari-hari.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT, kelompok Jamaah Ansharut Daulah turut mengirimkan sejumlah warga Indonesia yang memperkuat kelompok Maute.

Bergabungnya pasukan AS dalam upaya merebut kembali Kota Marawi mengemuka di tengah ketegangan AS dan Filipina sejak Duterte menjabat presiden.

Padahal, sebelum Duterte menjadi presiden, aliansi AS dan Filipina di bidang militer terjalin kuat. Pada 2002, Washington menerjunkan pasukan elite ke Mindanao untuk melatih dan memberi arahan kepada tentara Filipina yang bertugas memerangi kelompok milisi Abu Sayyaf.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : John Oktaveri
Editor : Miftahul Ulum
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper