Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Baja Lapis: Kepuh Kencana Arum Bidik Pertumbuhan 20%

Perusahaan baja lapis aluminium seng (BjLAS) PT Kepuh Kencana Arum tahun ini memproyeksikan pertumbuhan penjualan hingga 20% seiring dengan peningkatan kebutuhan dalam negeri.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, SURABAYA – Perusahaan baja lapis aluminium seng (BjLAS) PT Kepuh Kencana Arum tahun ini memproyeksikan pertumbuhan penjualan hingga 20% seiring dengan peningkatan kebutuhan dalam negeri.

Direktur Kepuh Kencana Arum, Henry Setiawan mengatakan pertumbuhan penjualannya pada 2016 tercatat bisa mencapai 20% dibandingkan penjualan 2015.

Penjualan selama ini didominasi oleh sektor ritel seperti peremajaan atap-atap rumah-rumah yang dulunya menggunakan kayu, kini menggunakan aluminium seng.

“Justru penjualan BjLAS / galvalum di sektor properti rumah baru yang sedang digarap oleh pengembang mengalami penurunan akibat dari lesunya bisnis properti tahun lalu,” ujarnya, Minggu (5/1/2017).

Dia menjelaskan penjualan BjLAS di sektor ritel kini telah mampu berkontribusi sekitar 80%, sedangkan dari developer hanya 20%. Padahal pada 2013-2014 penjualan galvalum didominasi oleh pembangunan rumah baru karena saat itu sektor properti sedang booming.

“Target penjualan tahun ini pun kami berharap bisa 20% lagi karena pada tahun lalu sempat mengalami kekosongan material sehingga seharusnya tahun lalu tumbuhnya bisa di atas 20%,” kata Henry.

Henry menambahkan meski permintaan produk baja lapis aluminium meningkat, yang masih menjadi tantangan dalam industri baja saat ini adalah serbuan produk serupa dari China yang menawarkan harga lebih rendah.

"Walau begitu permintaan baja lapis ke depan ini masih akan tumbuh karena kebutuhan material properti masih tinggi," katanya.

Adapun total kebutuhan baja lapis di Indonesia mencapai 1 juta ton per tahun, dan sekitar 40% di antaranya masih ditopang oleh produk impor. Untuk mengisi ceruk pasar baja lapis tersebut, Kepuh Kencana Arum berencana menambah kapasitas pabrik Balikpapan dan Bandung hingga 60.000 ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : News Editor
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper