Bisnis.com, SURABAYA - Generasi Z, yang terdiri dari individu yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, kini mulai mendominasi angkatan kerja, termasuk di kota besar seperti Surabaya. Dengan karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya, para pemimpin dan manajer di perusahaan perlu menerapkan strategi yang efektif agar dapat mengelola dan memotivasi tenaga kerja generasi Z dengan optimal.
Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Hayam Wuruk Perbanas dr. Jiwanda Shondra Aprilianto mengatakan Surabaya sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia mengalami perubahan signifikan dalam komposisi tenaga kerja dengan meningkatnya jumlah Generasi Z dalam berbagai sektor industri. Generasi z dikenal dengan karakteristik unik yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya, seperti ketergantungan terhadap teknologi, ekspektasi fleksibilitas dalam pekerjaan, serta orientasi pada nilai dan makna dalam bekerja. Oleh karena itu, perusahaan dan pemimpin di Surabaya perlu menyesuaikan strategi manajemen mereka agar mampu mengakomodasi kebutuhan serta potensi generasi ini secara optimal.
“Generasi Z dalam perusahaan memiliki beberapa kelebihan kekurangan. Kelebihan gen z cepat beradaptasi dengan teknologi yang mana mereka memiliki memiliki kemampuan tinggi dalam menggunakan dan memahami teknologi terbaru, sehingga dapat membantu perusahaan dalam inovasi digital. Kreatif dan inovatif mereka cenderung memiliki ide-ide segar dan kreatif yang dapat meningkatkan produktivitas serta efisiensi di tempat kerja. Mandiri dan inisiatif tinggi generasi ini terbiasa mencari informasi sendiri serta dapat bekerja dengan inisiatif yang kuat tanpa terlalu bergantung pada atasan. Peduli terhadap isu sosial dan lingkungan, Mereka lebih sadar akan keberlanjutan dan memiliki tanggung jawab sosial perusahaan, yang dapat meningkatkan citra positif organisasi”
Sementara kekurangan gen Z kurang sabar dan gampang bosan generasi Z sering kali menginginkan hasil yang instan dan mudah merasa bosan jika pekerjaan kurang menantang. Kurangnya pengalaman dan soft skills karena masih relatif baru dalam dunia kerja, mereka sering kali membutuhkan bimbingan lebih dalam hal komunikasi profesional serta keterampilan interpersonal. Tuntutan fleksibilitas yang tinggi Keinginan mereka untuk bekerja dengan fleksibilitas tinggi bisa menjadi tantangan bagi perusahaan dengan sistem kerja yang lebih tradisional. Preferensi terhadap komunikasi digital meskipun efisien, ketergantungan mereka pada komunikasi digital bisa mengurangi interaksi tatap muka yang merupakan hal penting dalam membangun hubungan kerja yang kuat, ujar Jiwanda.
Menurut Jiwanda karakteristik generasi Z di dunia kerja erat dengan yang seperti teknologi sebagai bagian hidup yang mana generasi Z tumbuh di era digital, yang mana internet dan teknologi informasi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan keseharian. Mereka cenderung mengandalkan teknologi untuk bekerja dan berkomunikasi. Fleksibilitas dan keseimbangan hidup generasi ini lebih menghargai fleksibilitas dalam pekerjaannya. Mereka tidak hanya menginginkan gaji yang kompetitif, tetapi juga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.
“Berorientasi pada nilai dan tujuan gen Z cenderung memilih bekerja di perusahaan yang memiliki tujuan serta nilai yang sejalan dengan prinsip hidup mereka. Isu keberlanjutan, keberagaman, dan inklusivitas menjadi perhatian utama. Gaya komunikasi yang berbeda generasi ini lebih nyaman dengan komunikasi yang cepat dan berbasis digital misalnya melalui aplikasi pesan singkat dan platform kolaborasi online dibandingkan dengan komunikasi formal seperti gen sebelum mereka.”
Jiwan menyebut strategi efektif yang dapat diterapkan dalam memimpin generasi z di Surabaya yaitu menerapkan teknologi dalam proses kerja yang mana perusahaan perlu memanfaatkan teknologi terkini untuk menciptakan lingkungan kerja yang efektif dan efisien. Penggunaan aplikasi kolaboratif dan sistem kerja berbasis cloud dapat meningkatkan produktivitas mereka. Menawarkan fleksibilitas kerja yang mana memberikan opsi kerja hybrid atau jam kerja fleksibel dapat meningkatkan kepuasan kerja generasi z. Hal ini juga membantu meningkatkan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional mereka.
“Membangun budaya kerja yang inklusif yang mana perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja yang terbuka dan menghargai perbedaan. Program keberagaman dan inklusi, hal ini dapat membantu meningkatkan loyalitas dan keterlibatan mereka dalam organisasi. Memberikan kesempatan untuk berkembang yang mana gen Z cenderung mencari peluang untuk mengembangkan keterampilan serta karier mereka. Oleh karena itu, perusahaan harus menyediakan program pelatihan, mentoring, dan jalur karier yang jelas dalam perusahaannya.”
Memberikan feedback yang cepat dan konstruktif generasi ini lebih senangan dengan umpan balik yang cepat dan berbasis data. Manajer perlu memberikan apresiasi dan saran secara langsung agar mereka dapat berkembang lebih baik kedepannya.
Manajemen generasi Z di Surabaya membutuhkan pendekatan yang inovatif dan adaptif. Dengan memahami karakteristik dan preferensi mereka, perusahaan dapat menciptakan strategi kepemimpinan yang lebih efektif. Dengan demikian, tenaga kerja generasi z dapat berkembang secara optimal dan memberikan kontribusi terbaik bagi organisasi mereka, pungkas Jiwan.
