Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Swasembada Gula, Perlu Peraturan yang Mengikat dan Bersifat Memaksa

Swasembada gula nasional akan tercapai jika masing-masing pihak yang terkait dengan pergulaan tidak dibiarkan berjalan sendiri-sendiri.
Region Head PTPN I Regional 4 Subagiyo (kiri) pada acara bedah buku Harapan Baru Industri Gula Nasional yang ditulis Subagiyo di Surabaya, Senin (23/12/2024). /Istimewa
Region Head PTPN I Regional 4 Subagiyo (kiri) pada acara bedah buku Harapan Baru Industri Gula Nasional yang ditulis Subagiyo di Surabaya, Senin (23/12/2024). /Istimewa

Bisnis.com, MALANG—Target swasembada gula nasional akan tercapai jika ada peraturan yang mengikat dan bersifat memaksa sehingga memberikan dampak positif yang meluas.

Region Head PTPN I Regional 4 Subagiyo mengatakan secara prinsip program swasembada gula nasional akan tercapai jika masing-masing pihak yang terkait dengan pergulaan tidak dibiarkan berjalan sendiri-sendiri tapi diatur melalui aneka peraturan yang mengikat dan bersifat memaksa sehingga pengaruh positif yang meluas.

Program swasembada pangan pemerintah Probowo-Gibran dengan memaksimalkan produksi tanaman pangan nasional termasuk komoditas gula   agar bisa mencukupi kebutuhan nasional secara bertahap dan bisa mengurangi beban neraca perdagamgan perlu didukung.

“Transformasi organisasi industri gula yang menggabungkan 36 pabrik gula menjadi PT Sinergi Gula Nusamtara pada 2021 lalu merupakan solusi yang sangat baik,” ujarnya dalam keterangan resminya, Selasa (14/12/2024). Pernyataannya itu disampaikan di sela-sela acara bedah buku Harapan Baru Industri Gula Nasional yang ditulis Subagiyo di Surabaya, Senin (23/12/2024).

Namun, dia mengingatkan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan yakni rekonstruksi budaya kerja dan penguatan sumber daya manusia (SDM) karena hal itu  sama pentingnya  dengan penguatan faktor dan fasilitas di ranah on farm dan off farm

“Kemudian terkait iklim, fokus kita adalah bagaimana tanaman tebu bisa adaptif sehingga diperlukan penguatan riset untuk memdapatkan varietas unggul yang tahan terhadap tantangan iklim dan cuaca serta menambah produktifitas di tengah terbatasnya lahan.”

Subagiyo menilai, moderinisasi pabrik gula untuk meningkatkan efisiensi adalah sebuah kewajiban dan tuntutan, selain itu perlu pula menghidupkan ekosistem bisnis industri gula termasuk terobosan skema kerja sama dengan petani dan lembaga.

“Dari sisi penguatan agriculture financing, perlunya dimunculkan sebuah lembaga yang bisa mendukung pendanaan petani maupun pabrik gula,” ucapnya.

Menurutnya, produksi gula nasional per hari ini di kisaran 2,2 juta sampai dengan 2,5 juta ton/tahun, sedangkan berdasarkan data Kementerian Pertanian pada 2022 kebutuhan gula nasional mencapai 7,3 juta ton terdiri atas gula konsumsi 3,2 ton dan gula industri 4,1 juta ton yang berarti  ada disparitas yang sangat tinggi. 

Dia menegaskan, target swasembada gula konsumsi nasional diharapkan dapat tercapai pada 2028, sedangkan target swasembada gula nasional baik gula konsumsi maupun gula industri diproyeksikan akan tercapai 2 tahun berikutnya. “Semoga bisa tercapai karena transformasi di industri gula dilakukan secara massif,” tuturnya. (K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper