Bisnis.com, MALANG — Penyaluran dana oleh perbankan sampai dengan Agustus 2024 mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi yakni 11,92% yoy menjadi Rp99,35 triliun yang utamanya ditopang oleh pertumbuhan kredit investasi sebesar 31,38% yoy dan kredit UMKM sebesar 4,55% yoy.
Kepala Kantor OJK Malang, Biger Adzanna Maghribi, mengatakan fungsi intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan, dengan kredit yang tumbuh tinggi melebihi pertumbuhan DPK sehingga mendorong kenaikan LDR dibandingkan tahun sebelumnya.
“Risiko kredit juga terus melandai dengan rasio NPL turun dari 2,63% pada Agustus 2023 menjadi 2,50% pada Agustus 2024,” katanya, Jumat (18/10/2024).
Menurutnya, sumber pendanaan utama bank yang berupa Dana Pihak Ketiga (DPK) juga secara keseluruhan menunjukkan pertumbuhan positif yakni sebesar 6,34% yoy atau mencapai Rp100,33 triliun per 31 Agustus 2024, dengan giro dan deposito sebagai main driver.
Aset perbankan yang berlokasi di 7 (tujuh) wilayah kerja KOJK Malang, dia menegaskan, tumbuh 10,05% yoy mencapai Rp167,99 triliun per 31 Agustus 2024. Perbankan dimaksud terdiri dari 35 (tiga puluh lima) entitas Bank Umum Konvensional (BUK), 6 (enam) Bank Umum Syariah (BUS), 50 (lima puluh) BPR, dan 6 (enam) BPRS.
Berdasarkan kelompok jenis bank dan jenis usaha, pertumbuhan aset perbankan di wilayah kerja KOJK Malang utamanya didorong oleh BUK yang tumbuh sebesar 9,88% yoy atau meningkat sebesar Rp14,25 triliun.
Baca Juga
Konsentrasi penyebaran aset BUK dan BUS sendiri masih terpusat di Kota Malang, yakni masing-masing sebesar 76,45% dan 78,90% sedangkan konsentrasi penyebaran aset BPR dan BPRS terpusat di Kabupaten Malang yaitu masing-masing sebesar 40% dan 56,10%.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai intermediasi perbankan yang terus meningkat dan NPL yang semakin menurun membuktikan bahwa dunia perbankan semakin governance dan prudent dalam pengelolaan kredit.
Fakta ini, kata dia, juga sejalan dengan terjaganya optimisme konsumen bahwa perekonomian semakin atraktif dan didukung dengan transisi kepemimpinan nasional yang berjalan mulus.
Selain itu, penurunan suku bunga BI akan menstimulus perkonomian untuk tumbuh lebih baik dan dampaknya akan dapat dilihat di beberapa bulan mendatang.
“Apalagi jaminan penyelenggeraan pilkada secara damai akan semakin memperkuat optimisme perekonomian daerah untuk bangkit secara berkelanjutan,” ujar Joko yang juga Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi FEB UB itu. (K24)