Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Program Makan Siang Gratis, Indonesia Impor 1,2 Juta Sapi Perah

Populasi sapi perah nasional saat ini mencapai 280.000 ekor sapi dengan produksi 800.000 ton/tahun.
Pekerja memerah susu sapi di peternakan Mahesa Perkasa di Depok, Jawa Barat./Bisnis-Himawan L Nugraha.
Pekerja memerah susu sapi di peternakan Mahesa Perkasa di Depok, Jawa Barat./Bisnis-Himawan L Nugraha.

Bisnis.com, MALANG — Indonesia akan mengimpor 1,2 juta ekor sapi perah untuk mendukung Program Makan Siang Gratis yang direalisasikan dalam lima tahun.

Wakil Ketua Ikatan Dokter Hewan Sapi Indonesia, Deddy Fachruddin Kurniawan, mengatakan populasi sapi perah nasional saat ini mencapai 280.000 ekor sapi dengan produksi 800.000 ton/tahun. “Dengan produksi sebesar itu, berarti baru mampu memasok susu sapi untuk kebutuhan dalam negeri sebanyak 18%, sisanya 82% harus diimpor,” ujarnya, Selasa (1/10/2024).

Jika 1,2 juta ekor menghasilkan susu, maka produksi susu nasional bisa mencapai 4,2 juta ton/tahun, sedangkan kebutuhan susu dengan adanya program Makan Siang Bergizi Gratis mencapai 8,8 juta ton/tahun.

Skema impor sapi perah tersebut, ada yang menggunakan dana APBN. Sapinya nanti disalurkan ke BUMN. Juga importir dengan masyarakat lewat koperasi, importir dengan koperasi untuk peternak menengah, dan importir membangun sendiri mega farm.

Nantinya, sapi tersebut diditribusikan pada peternak sapi perah mikro dengan proporsi 70%-80%. Usaha mereka ditingkatkan dari rerata kepemilikan sapi 5 ekor menjadi 20 ekor/peternak. Dengan begitu, maka usaha mereka menjadi lebih menguntungkan karena diharapkan lebih efisien.

Untuk mega farm sebesar 10% dan peternakan menengah 10% dengan tingkat kepemilikan ditingkatkan menjadi 200 ekor.

Agar kebijakan tersebut berhasil, kata dia, maka perlu disiapkan dengan matang. Terutama terkait penyiapan SDM, baik peternak maupun dokter hewan.

“Jangan sampai seperti impor sapi pada 1984-1986 yang gagal. Padahal jumlahnya waktu itu hanya sekitar 50.000 ekor sapi,” kata Deddy yang juga Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Jatim-2.

Adapun yang juga menjadi kekhawatiran, terkait jumlah dokter hewan di Indonesia. Saat ini, jumlah dokter hewan hanya 9.000 orang. Dari jumlah itu, 40% merupakan ASN, 10% pengusaha, 40% konsentrasi pada anjing dan kucing, dan 10% tidak jelas.

“Untuk mengoptimalkan peran dokter hewan, maka dokter hewan baru serta praktisi hewan kesayangan juga diharapkan  turut berperan dalam program ini. Begitu juga dengan dokter hewan yang tidak jelas keberadaannya,” ucapnya.

Guna mendukung program juga diperlukan keberadaan data analyst. Keberadaan dokter hewan dengan spesialisasi data analyst menjadi penting ketika populasi sapi semakin besar. “Data analyst bisa dilakukan dokter hewan perempuan. Sekarang ini dokter hewan sudah pintar-pintar karena untuk masuk seleksinya sangat ketat,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper