Bisnis.com, PROBOLINGGO - Pemerintah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur mengajak para pelaku usaha untuk menjajaki peluang ekspor sejumlah produk unggulan ke beberapa negara untuk meningkatkan sektor perekonomian di wilayah setempat.
"Kami sudah menggelar focus group discussion (FGD) terkait peluang ekspor produk unggulan Kabupaten Probolinggo dengan puluhan pelaku usaha dan perwakilan dari empat organisasi perangkat daerah," kata Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Probolinggo M. Sjaiful Efendi dalam keterangan tertulis yang diterima di kabupaten setempat, Selasa (10/9/2024).
Menurutnya kegiatan itu bertujuan memberikan bahan dalam perencanaan peningkatan pertumbuhan ekonomi berbasis sektor unggulan agar bisa terintegrasi dalam rangka mengkoordinasikan program-program pembangunan yang dapat berpengaruh serta mendukung pelaku usaha di Kabupaten Probolinggo.
"Kami mengidentifikasi peluang, tantangan dan strategi yang dapat mendukung peningkatan ekspor produk unggulan Kabupaten Probolinggo, serta memberikan informasi kepada pelaku usaha tentang peraturan terkait proses ekspor dan bagaimana peningkatan kualitas usaha," tuturnya.
Ia menjelaskan Kabupaten Probolinggo memiliki berbagai potensi produk unggulan yang dapat dikembangkan untuk ekspor, terutama di sektor pertanian, perikanan dan industri kreatif.
Beberapa produk unggulan yang menonjol dan berpotensi besar untuk pasar internasional meliputi agribisnis dan hortikultura (bawang merah, kopi dan kentang), produk perikanan (ikan laut dan udang serta rajungan), produk olahan makanan (keripik pisang dan sale pisang serta produk olahan ikan), industri kreatif (kerajinan tangan dan batik Kabupaten Probolinggo).
Baca Juga
"Produk unggulan yang sudah pernah melakukan ekspor yakni bawang goreng Hunay yang diproduksi CV Dua Putri Sholehah diekspor ke Singapura tahun 2023 dan tepung porang melalui PT Probolinggo Big Power diekspor ke China tahun 2023," katanya.
Sjaiful mengatakan Pemkab Probolinggo telah melakukan sinergi dalam peningkatan produk unggulan melalui ekspor dengan melibatkan pengusaha lokal, eksportir dan pihak akademisi serta komunitas petani, nelayan dan pelaku usaha mikro untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk unggulan.
"Ada beberapa hal yang masih perlu diperbaiki bersama antara lain standarisasi dan sertifikasi, minimnya pengetahuan pelaku usaha tentang ekspor, kurangnya akses informasi pasar, kurangnya promosi dan branding yang efektif, dan terbatasnya akses pembiayaan bagi UMKM," ujarnya.
Ia berharap FGD tentang peluang ekspor itu bisa memberikan bahan perbaikan dari sisi perencanaan program kegiatan OPD guna peningkatan pertumbuhan ekonomi berbasis sektor unggulan agar bisa terintegrasi serta memberikan informasi yang bermanfaat bagi pelaku usaha agar lebih paham tentang proses ekspor produk unggulannya.