Bisnis.com, BATU — Amartha, layanan keuangan digital inklusif untuk masyarakat akar rumput, meluncurkan “Gerakan Konversi Minyak Jelantah untuk Bioavtur” sebagai bagian dari komitmen mewujudkan ekonomi sirkular dengan menargetkan 1 juta liter terkonversi pada 2025.
Head of Impact and Sustainability Amartha, Katrina Inandia, mengatakan melalui kolaborasi bersama Green Energi Utama (GEU), Amartha mengorganisir jejaring Ibu Mitra Amartha untuk mengumpulkan minyak jelantah limbah rumah tangga, guna ditukarkan dengan insentif ekonomi.
Limbah minyak jelantah yang terkumpul, akan didaur ulang menjadi bioavtur (bahan bakar pesawat), dengan target 1 juta liter minyak jelantah terkonversi di 2025 meliputi area Jawa Timur dan Bali.
“Gerakan Konversi Minyak Jelantah untuk Bioavtur tidak hanya fokus pada pelestarian lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi langsung bagi Ibu Mitra Amartha dan keluarga,” katanya, Jumat (26/7/2024).
Melalui kolaborasi inklusif ini, dia menegaskan, Amartha dan GEU berusaha menciptakan kesetimbangan antara peningkatan kesejahteraan masyarakat akar rumput dengan semangat pelestarian lingkungan.
“Melalui program ini, kami menargetkan keuntungan ekonomi bagi Ibu Mitra dan keluarga dengan total insentif kurang lebih mencapai Rp5 miliar yang dihasilkan dari konversi minyak jelantah secara nasional,” ucapnya.
Baca Juga
Menurutnya, pengolahan limbah secara ramah lingkungan menjadi langkah penting dalam menekan angka tingkat pencemaran lingkungan. Hal ini dikarenakan dengan produksi minyak jelantah tahunan di Indonesia yang mencapai 6,46 hingga 9,72 juta kiloliter, hanya terdapat 3 juta kiloliter yang dikelola efektif, sisanya terbuang ke lingkungan.
Manajemen pengolahan minyak jelantah yang baik dan sesuai standar, kata dia, akan memberikan manfaat bagi pelestarian lingkungan seperti mengurangi emisi karbon hingga 6 juta ton setiap tahun, menyelamatkan 321.000 hektar hutan dari ekspansi kebun kelapa sawit, dan mencegah kontaminasi terhadap air tanah.
CEO Green TechSolusi Utama, Amrullah Tahad, mengapresiasi terhadap dukungan Amartha sebagai contoh baik keterlibatan aktif pihak swasta dalam upaya mewujudkan ekonomi sirkuler dan pelestarian alam.
Selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat akar rumput dan upaya pelestarian lingkungan, kata dia, gerakan ini diharapkan berkontribusi terhadap industri penerbangan Indonesia yang berkelanjutan, dimana diproyeksikan menjadi salah satu industri aviasi terbesar di dunia.
“Dengan menargetkan 1 juta liter pengumpulan minyak jelantah dan tingkat konversi mencapai 85%, maka dari 1liter minyak jelantah dapat menghasilkan 0,85 liter bioavtur. Program ini akan menghasilkan dampak yang signifikan dalam menekan jejak emisi karbon industri aviasi karena dapat menghemat 1 kg emisi karbon dari setiap uraian 1 liter minyak jelantah,” ungkapnya.
Katrina menambahkan, saat ini jumlah total Ibu Mitra Amartha di Jawa Timur telah mencapai lebih dari 230.000 mitra dengan total pembiayaan mencapai Rp1,6 triliun.
Khusus di wilayah Kabupaten Malang, terdapat 25 ribu Mitra Amartha dengan jumlah total pembiayaan mencapai Rp191 Miliar. Dengan jumlah Ibu Mitra yang besar, kami berharap gerakan ini dapat menjadi pendorong signifikan dalam penguatan kolaborasi antara swasta dengan berbagai pihak menjadi lebih efektif.
“Kami percaya melalui kolaborasi inklusif, dapat melahirkan berbagai program yang dapat menstimulasi aktivitas usaha yang berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat akar rumput yang juga selaras dengan upaya pelestarian lingkungan,” ujarnya. (K24)