Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Memasuki Kemarau, Trenggalek Mulai Distribusikan Air Bersih ke Warga

Kendati kemarau baru dimulai, namun banyak warga yang kesulitan air bersih karena sumber air dan sumur warga sudah mengalami kekeringan.
Warga berbondong-bondong mengambil jatah bantuan air bersih yang dikirim BPBD Trenggalek di Desa Besuki, Kecamatan Panggul, Trenggalek, Selasa (19/6/2024)./Antara-BPBD Trenggalek.
Warga berbondong-bondong mengambil jatah bantuan air bersih yang dikirim BPBD Trenggalek di Desa Besuki, Kecamatan Panggul, Trenggalek, Selasa (19/6/2024)./Antara-BPBD Trenggalek.

Bisnis.com, TRENGGALEK - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mulai menyalurkan bantuan air bersih ke dua desa terpencil daerah itu yang mengalami krisis air dampak kemarau.

"Sejauh ini yang sudah mengajukan permohonan bantuan air bersih ada dua desa, yakni Desa Ngulan Kulon Kecamatan Pogalan dan Desa Besuki Kecamatan Panggul," kata Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Triadi Atmono di Trenggalek, Kamis (21/6/2024).

Dua desa itu selama ini menjadi langganan krisis air bersih.

Kendati kemarau baru dimulai, namun banyak warga yang kesulitan air bersih karena sumber air dan sumur warga sudah mengalami kekeringan.

Di Desa Besuki, kekeringan melanda dua dusun, yaitu Dusun Bungur di RW 07 dan Dusun Sanggar di RW 03. Di Dusun Bungur, ada tiga RT yang terdampak yaitu RT 19, 20 dan 21. Totalnya ada 101 kepala keluarga dari 165 jiwa.

“Sementara di Dusun Sanggar ada dua RT, RT 9 dan 10 dengan jumlah 93 kepala keluarga dari 276 jiwa," paparnya.

Di desa ini, BPBD Trenggalek menyakitkan 12 ribu liter air bersih di pada Selasa (18/6).

Sementara droping di wilayah lain yang mengajukan bantuan dalam proses.

Secara umum, kondisi sumber air di wilayah itu sudah mengering sehingga warga kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.

Kondisi itu diperkirakan semakin parah, mengingat Trenggalek bakal memasuki puncak kemarau.

Merujuk rilis BMKG, puncak musim kemarau di Trenggalek diperkirakan berlangsung rentang waktu Juli-Agustus.

Selain kekeringan, pihaknya juga mengantisipasi potensi dampak kemarau lainnya. Seperti misalnya bencana kebakaran hutan dan lahan yang jadi ancaman serius bagi Trenggalek.

"Untuk itu kita lakukan berbagai langkah-langkah mitigasi bencana," katanya.

Untuk diketahui, secara umum di Jatim terdapat 74 zona musim, dimana awal kemarau pada Mei mendominasi hingga 64,9 persen.

Meskipun begitu, terdapat daerah di Jatim yang memasuki kemarau pada April, sebanyak 27 persen dan sisanya 8,1 persen pada Juni.

Sementara, puncak kemarau mulai terjadi pada sebagian wilayah di Jatim pada Juli sebesar 9,5 persen dan paling banyak pada Agustus 75,7 persen.

Sisanya 14,9 persen diperkirakan terjadi pada September.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper