Bisnis.com, SURABAYA - Memaksimal penjualan menggunakan video perlu mulai dilakukan pelaku usaha kecil menengah untuk menggapai pasar yang lebih luas. Tidak hanya mengandalkan foto saat diunggah di lokapasar.
Seller Education Shop Tokopedia, David Anderson, menuturkan memperkenalkan produk menggunakan video setidaknya bisa dibedakan menjadi dua jenis, video murni jualan (hard selling) dan video bermuatan jualan (soft selling). Nah, Shop Tokopedia (Tiktok) menggabungkan antara hiburan dan bisnis jualan.
Oleh karenanya, ada aturan yang harus dipatuhi penjual agar bisa mengunggah video produknya. "Lengkapi dokumen kualifikasi dan merek, izin edar, dan dokumen lain untuk otorisasi," jelas David Anderson menggambarkan ketentuan dasar jualan melalui video dalam acara Upgrade Skill Bersama Tokopedia dan Tiktok di Surabaya, Rabu (15/5/2024).
Setelah ketentuan dasar itu terpenuhi, penjual perlu terus membuat video baik itu yang langsung berjualan, atau bisa juga membuat edukasi, review, tutorial, video di balik layar sampai membandingkan antarproduk. "Harus bisa eksplorasi semuanya," tambahnya.
David Anderson melanjutkan, penjual (seller) direkomendasikan mengunggah (upload) satu video perhari, karena bakal menunjukkan konsistensi. Konsistensi mengunggah video akan membantu tim Shop Tokopedia merekomendasikan video yang diunggah kepada pasar sasaran.
"Kami akan merekomendasi konten. Sistem kami mengarahkan produk ke arah pasar yang sesuai," jelasnya dihadapan 46 UKM peserta upgrade skill.
Baca Juga
Selanjutnya, ragam video bisa berisi edukasi, video bercerita, video perbandingan produk, tips tutorial dan video di balik layar. Komposisinya bisa 30% video tanpa link produk, 70% video dengan link produk. Durasi video 30 detik.
Secara teknis, video disarankan diambil secara vertikal, delapan detik pertama harus menarik, selanjutnya menggambarkan konteks, penjelasan produk, dan ajakan mengambil tindakan di akhir video. "Tambahkan teks di awal video untuk mengidentifikasi topik," sarannya.
Dia menegaskan penjualan melalui video berpola hard selling dan soft selling harus dikuasai seller. Konsistensi produksi video, kreatif mengemas video, harus dieksplorasi dan dikuasai. Bila cara ini dilakukan harapannya cakupan pasar yang digapai pelaku usaha bisa lebih luas.