Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manfaat dan Biaya Bangun Green Building, Begini Penjelasan Ahli

Manfaat utama dari green building adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Contoh green building./Istimewa
Contoh green building./Istimewa

Bisnis.com, MALANG — Green building memiliki dampak yang sangat positif bagi lingkungan dan harus diwujudkan, namun biaya pembangunan lebih besar meski ke depannya bisa membantu meringankan pengeluaran berkelanjutan.

Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM),Sunarto, menjelaskan manfaat utama dari green building adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Menurut data Climate Watch, pada 2020 Indonesia menghasilkan emisi gas rumah kaca sekitar 1,48 miliar ton/gigaton ekuivalen karbon dioksida (Gt CO2e). Angka itu setara dengan 3,1% dari emisi gas rumah kaca global, yang total volumenya mencapai 47,5 Gt CO2e.

“Tentunya persentase tersebut berasal dari beberapa sektor seperti energi listrik, transportasi, bangunan, dan sebagainya,” ujarnya, Rabu (13/3/2024).

Terdapat enam aspek yang diterapkan dari green buildingyakni meliputi penataan dan penggunaan lahan yang berkelanjutan, penghematan dan diversifikasi sumber daya energi, hingga konservasi sumber daya air untuk menjamin keberlanjutan penyediaan air bersih.

Selain itu, pemilihan material yang memiliki daur hidup ramah lingkungan, peningkatan kesehatan dan kenyamanan dalam ruang yang sehat dan nyaman serta sistem bangunan yang mendukung keberlanjutan lingkungan juga penting untuk dipertimbangkan.

“Sayangnya, penerapan green building di Indonesia masih kurang diperhatikan. Hingga 2022, terhitung baru ada 60 gedung di Indonesia yang mendapat sertifikat bangunan hijau atau memenuhi kriteria greenship dari Green Building Council Indonesia (GBCI). Gedung ini mencakup bangunan rendah atau low rise, sedang atau mid rise, dan tinggi high rise,” katanya.      

Peduli akan hal tersebut, dia menegaskan, UMM menjadi salah satu instansi yang mengaplikasikan konsep green building. Selain pada Gedung Kuliah Bersama (GKB 4) yang sudah menerapkan konsep tersebut, proyek GKB 5 UMM yang saat ini dalam proses pembangunan juga dirancang menggunakan konsep tersebut. Tujuannya untuk mengurangi emisi gas kaca dan menghemat energi.

“Salah satu hambatan penerapan konsep ini adalah biaya karena memerlukan anggaran lebih tinggi dibanding dengan bangunan konvensional. Namun hal itu bisa membantu meringankan pengeluaran berkelanjutan. Misalnya dengan mengurangi penggunaan air conditioner (AC) yang bisa meminimalisir penggunaan energi listrik setiap harinya,” tandasnya.

Dia berharap semua pihak bisa mendukung kebijakan pemerintah maupun dunia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan melindungi lingkungan. “Jika semua pihak mendukung, maka harapannya dampak negatif terhadap lingkungan bisa berkurang,” ucapnya.(K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper