Bisnis.com, SEMARANG - Dalam sebulan terakhir harga beras di Jawa Tengah terus melonjak. Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat, harga rata-rata beras premium di Jawa Tengah hari ini meroket jauh di atas rata-rata Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni mencapai Rp16.340 per kilogram.
Mengetahui hal tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang melakukan koordinasi dengan Perum Bulog.“Nah, dalam hal ini, langkah-langkah yang kita lakukan adalah berkoordinasi dengan Bulog. Saat ini kan pemerintah sudah menyampaikan akan menggelontorkan banyak beras Bulog ke pasaran,” ungkap Nana saat ditemui di Kompleks Kantor Gubernur Jateng pada Kamis (22/02/2024).
Pemerintah pusat telah menyampaikan mengenai Perum Bulog yang akan segera menggelontorkan beras ke pasaran. Beras yang dimaksud yakni beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang dijual dengan harga Rp10.900/Kg atau Rp54.500/5Kg.
Nana juga mengatakan bahwa ada upaya dari Pemprov Jateng untuk mengatasi ketidakstabilan harga beras ini, yakni dengan Gerakan Pasar Murah (GPM). “Kita pun melakukan langkah-langkah pangan murah, ya. Kami tingkatkan kembali untuk Gerakan Pasar Murah dan kami pun dapat memberikan pendampingan,” lanjutnya.
Gerakan Pasar Murah ini merupakan program yang menjual semua kebutuhan bahan pokok masyarakat dengan subsidi dari Badan Pangan Nasional (Bapanas). Sejak 2023, program GPM ini telah menjangkau beberapa kota dan kabupaten di Jawa Tengah.
Nana menambahkan bahwa saat ini Jawa Tengah masih berada di musim penghujan dan akan mendekati musim panen. Dia berharap ketika nanti telah tiba musim panen, harga beras akan kembali stabil.
Baca Juga
“Saat ini masuknya masih musim hujan, masalah percepatan tanaman, ini kan mulai mendekati musim panen, dan sudah ada juga yang panen. Inshaallah nanti setelah musim panen harga beras akan turun kembali,” tutup dia.
Terpisah, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga beserta jajarannya di Kemendag terus berupaya untuk menekan harga pangan yang terus merangkak naik menjelang Ramadan.
Jerry menyampaikan, pemerintah secara terus menerus akan melakukan jemput bola mulai dari pasar tradisional hingga ritel modern guna memastikan stabilisasi harga pangan. “Kalau ada fluktuasi harga kita akan melakukan langkah yang efektif seperti operasi pasar supaya stok aman harga terkendali,” kata Jerry di sela-sela rapat kerja Kemendag 2024 di Jakarta pada Selasa (20/2/2024).
Diakui Jerry, harga sejumlah komoditas pangan masih tinggi. Oleh karena itu, pemerintah juga berupaya untuk melakukan pemantauan mulai dari distributor hingga ke pedagang untuk mencegah kenaikan harga yang signifikan. “Kalau sampai mahal, berarti ada sesuatu yang mungkin dalam rantai pasoknya ada sesuatu yang harus diperbaiki,” ujarnya. [Magang/Vatrischa Putri Nur Sutrisno]