Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terlalu Lama Rebahan Bikin Obesitas Sampai Kelainan Tulang

Meski terasa nyaman dilakukan, kebiasaan rebahan ternyata memiliki dampak yang buruk.
Saraf tulang belakang./Istimewa
Saraf tulang belakang./Istimewa

Bisnis.com, MALANG—Kebiasaan rebahan, ternyata memiliki dampak buruk, seperti membikin obesitas sampai kelainan jantung.

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM),Yoyok Bekti Prasetyo, mengatakan hidup di tengah perkembangan zaman yang serba instan dan mudah, tak jarang membuat masyarakat modern menyukai rebahan.

Apalagi hadirnya gadget mampu meminimalisir aktivitas fisik seseorang. Meski terasa nyaman dilakukan, kebiasaan rebahan ternyata memiliki dampak yang buruk.

“Masalah rebahan dan dampaknya yang bahaya ini sudah menjadi isu keperawatan komunitas, oleh karena itu jangan sampai kita abai dengannya,” ucapnya, Minggu (31/12/2023).

Menurutnya, seringkali masyarakat mengabaikan sakit yang bersifat sementara akibat terlalu lama dalam posisi tertentu saat rebahan. Padahal tanpa mereka sadari, hal itu sangat berbahaya bagi kesehatan. Hal ini bahkan dapat menjadi pemicu hadirnya berbagai penyakit kronik di kemudian hari.

“Beberapa di antaranya adalah nyeri pada otot dan sendi, penyakit jantung, gagal ginjal, stroke, kanker dan yang tak kalah berbahaya adalah obesitas,” katanya mencontohkan.

Selain rebahan, tidur dengan kurun waktu yang tidak wajar atau terlalu lama juga bisa menjadi salah satu pemicu kenaikan berat badan yang signifikan. Hal ini juga berpotensi meningkatkan kadar gula dalam darah atau diabetes semakin tinggi.

“Saat posisi rebahan, ada bagian tubuh yang mengalami tekanan besar. Hal ini juga dapat mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk tulang, pergeseran tulang, patah tulang hingga kelainan tulang seperti skoliosis, kifosis, dan lordosis,” ujar Yoyok yang juga Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan  UMM tersebut.

Saat bangun dari posisi rebahan, kata dia, seseorang juga berpotensi merasakan pusing. Ini diakibatkan oleh tekanan darah yang berubah secara cepat atau sering disebut hipotensi ortostatik.

Kondisi ini terjadi berkat tekanan darah rendah karena  posisi tubuh berubah secara cepat. Hipotensi ortostatik umumnya merupakan gejala dari penyakit tertentu, seperti gangguan jantung dan  penyakit pada saraf.

Karenanya, Yoyok berpesan agar masyarakat khususnya anak muda, menghindari kebiasaan ini dan meningkatkan aktivitas fisiknya.

“Jangan rebahan dengan kurun waktu yang lama. Biasakan diri melakukan kegiatan fisik seperti berjalan dan olahraga tipis setiap harinya. Hindari juga makanan siap saji, dan terapkan pola hidup sehat agar kualitas hidup juga menjadi lebih baik,” ucapnya. (K24)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper