Bisnis.com, MALANG — Saraf terjepit atau yang sering dikenal dengan kecetit merupakan tekanan pada saraf oleh jaringan-jaringan sekitar yang bisa dilakukan terapi pertama sehingga dapat mengurangi gejala nyeri.
Dosen Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Siti Ainun Ma'rufa, mengatakan kasus saraf terjepit seperti oleh otot, tulang atau ligamen. Hal ini umum terjadi pada persarafan tulang belakang. Efeknya bisa didapati nyeri menjalar di leher, lengan, pinggang, kaki, dan beberapa tempat lainnya.
“Penyebab saraf terjepit adalah pertambahan usia yang membuat kelenturan tulang belakang berkurang,” katanya, Rabu (4/10/2023).
Seiring bertambahnya usia, kata dia, bantalan tulang belakang juga bisa menipis, hal ini bisa berisiko menyebabkan gesekan antar tulang sehingga menjepit saraf.
Penyebab lainnya yakni trauma seperti kecelakaan, cedera olahraga, dan terjatuh. Selain itu, kondisi obesitas, postur tubuh yang tidak tepat ketika beraktivitas dan melakukan gerakan secara terus-menerus juga menjadi faktor resiko saraf terjepit.
Ainun, sapaannya, menegaskan gejala yang biasa dirasakan, yakni nyeri menjalar. Namun tidak jarang diiringi dengan kesemutan, rasa terbakar, mati rasa, hingga lemahnya otot di bagian tubuh yang mengalami saraf terjepit.
Baca Juga
Terapi pertama yang bisa dilakukan, yakni ada latihan fisioterapi yang bisa dilakukan pada penderita saraf kejepit. Latihan ini bisa meringankan rasa nyeri, yakni dengan melakukan stretching (peregangan) juga strengthening (penguatan).
"Gerakan tersebut meliputi knee to chest stretching, glutes bridging, pelvic tilting, leg raise dan lain-lain. Selain itu, kompres dingin dan hangat juga bisa diberikan pada area nyeri yang dirasakan," ujarnya.
Dalam beberapa kasus, penderita saraf terjepit harus menjalani rangkaian pemeriksaan penunjang terlebih dahulu untuk mendapatkan diagnosis. Terapi farmakologi juga biasa diberikan pada pasien untuk mengurangi gejala nyeri.
"Akan tetapi pada kondisi yang lebih parah, ditemukan penjepitan saraf karena hernia nucleus pulposus atau spondilolistesis yang menyebabkan kondisi tulang belakang bergeser dari posisi normal. Maka tindakan operatif akan diberikan pada kasus ini," ucapnya.
Dia menegaskan pula, kondisi saraf terjepit bisa terjadi berulang. Karenanya, menjaga gaya hidup sehat mutlak harus dilakukan.
"Sangat dianjurkan pula pada penderita untuk membiasakan duduk dan berdiri dengan postur yang baik, melakukan pola hidup sehat untuk menjaga berat badan ideal, serta olahraga dengan teratur," pesannya.(K24)