Bisnis.com, KEDIRI - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyiapkan perlengkapan untuk fasilitas pendukung Bandar Udara Internasional Dhoho Kediri yang saat ini secara keseluruhan pengerjaan sudah mencapai 97,04 persen.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana di Kediri, Selasa (19/9/2023), mengemukakan Pemerintah Kabupaten Kediri menyiapkan hal-hal di luar bandara, seperti mengawal proses pembebasan lahan jalan tol.
"Kami juga akan terus mencoba melakukan pengembangan site development di sekitar bandara," kata Hanindhoto saat melakukan kunjungan di proyek bandara itu.
Pihaknya juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah di sekitar Kabupaten Kediri untuk menyiapkan fasilitas pendukung di luar bandara. Koordinasi juga dilakukan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Ia mencontohkan soal rambu penunjuk menuju arah bandara. Kendati pembangunan bandara berada di Kabupaten Kediri, pemasangan rambu petunjuk itu tetap melibatkan daerah sekitar seperti Nganjuk, Tulungagung maupun Kota Kediri.
Pihaknya juga siap berkoordinasi dengan daerah tetangga untuk menyiapkan fasilitas pendukung tersebut.
Baca Juga
"Kami ke sini hadir untuk memberikan apa yang bisa kami lakukan. Kami siap mengkomunikasikan dengan beberapa kepala daerah lain," kata dia.
Bupati menambahkan, terkait persiapan bandara ini, Pemerintah Kabupaten Kediri juga telah menyiapkan percepatan infrastruktur pelapis sekitar bandara.
Hal ini penting dilakukan sebagai persiapan. Akses jalan pendukung penting, sehingga sebelum bandara beroperasi diharapkan akses jalan diharapkan juga siap.
Untuk itu, pemkab juga terus berkomunikasi dengan pemerintah provinsi termasuk pemerintah daerah lain.
Sementara itu, Direktur PT Surya Dhoho Investama (SDHI) Maksin Arisandi mengatakan capaian progres keseluruhan pembangunan bandara saat ini sudah 97, 04 persen. Ditargetkan akhir Oktober 2023 semua pembangunan item-item terkait bandara telah selesai.
"Di November 2023, kami siap verifikasi, tes landing, tes take off maupun yang lain. Jadi semua kami tes di bulan November," kata dia.
Pihaknya juga mengapresiasi dukungan dari Pemerintah Kabupaten Kediri yang siap mensinkronkan daerah sekitar untuk mendukung operasional bandara.
Selain masalah rambu arah menuju bandara, diakui dukungan dari pemerintah yang tak kalah penting yakni terkait infrastruktur jalan termasuk transportasi pendukung.
Bandara Dhoho Kediri merupakan bandara pertama di Indonesia yang dibangun dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Dalam hal ini, pembangunannya dilakukan oleh PT Gudang Garam melalui anak perusahaannya PT Surya Dhoho Investama.
Bandara ini nantinya memiliki landas pacu 3.300 x 60 meter, apron commercial 548 x 141 meter, apron VIP 221 x 97 meter, empat taxiway, dan lahan parkir seluas 37.108 meter persegi.
Pada sisi darat, bandara ini memiliki terminal penumpang seluas 18.000 meter persegi berkapasitas 1,5 juta penumpang per tahun.
Landas pacu sepanjang 3.300 meter merupakan kualifikasi bandara ultimate dan mampu didarati oleh Boeing 777, sesuai dengan rencana Bandara Dhoho Kediri juga akan dimanfaatkan untuk keperluan penerbangan jamaah ibadah umrah dan haji.