Bisnis.com, SURABAYA - Perum Bulog Kanwil Jawa Timur telah memasok produk beras kemasan 5 kg sebanyak 68.000 ton untuk 600 pedagang/pengecer di 132 pasar tradisional sebagai salah satu upaya Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Pimpinan Wilayah Bulog Jatim, Ermin Tora menjelaskan SPHP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Bulog dalam menggelontorkan beras di pasar yang dalam beberapa pekan terakhir ini mengalami kenaikan harga.
“Setiap kios kami pasok sebanyak 40 pack untuk kebutuhan selama tiga hari. Untuk itu, kami mengimbau kepada pedagang pengecer agar menjual dalam jumlah yang wajar,” jelasnya, Selasa (29/8/2023).
Dia mengatakan Bulog Jatim melalui kantor cabang yang ada di wilayah Jatim terus memasok pasokan beras SPHP kemasan 5 kg langsung ke pengecer di pasar secara rutin setiap hari sesuai kapasitas pengecer untuk memastikan stoknya selalu tersedia di pasar.
“Kalau stoknya terjaga atau tersedia, maka harga beras yang lain akan tertahan untuk tidak bergerak naik. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir,” ujarnya.
Menurut para pedagang/pengecer, kata Ermin, beras Bulog atau beras SPHP ini cukup diminati masyarakat karena diklaim memiliki kualitas bagus dan harganya lebih murah.
Baca Juga
“Kami akan menambah jumlah pedagang pengecer, setidaknya lebih dari 5 pedagang/pengecer di setiap pasar agar bisa menjaga ketersediaan,” imbuhnya.
Ermin mengatakan, harga beras Bulog memang memiliki selisih yang lebih murah dengan beras lain yang sejenis. Harga yang ditawarkan Bulog yakni Rp9.400/kg, sedangkan beras lain dengan kualitas sama yakni Rp12.000/kg.
Selain menyalurkan untuk pasar tradisional, Bulog juga memasok beras SPHP ke toko ritel modern, hingga menggelar operasi pasar melalui program Gerakan Pangan Murah bekerja sama dengan pemda.
Pada Oktober - Desember nanti, Bulog juga akan mendistribusikan bantuan pangan kepada 3,4 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang masing-masing mendapat 10 kg/keluarga/bulan.
Ermin memastikan, pasokan beras untuk program SPHP ini masih sangat cukup karena Bulog mendapat dukungan dari pemda dalam rangka stabilisasi harga dan pengendalian inflasi.
“Kami sendiri terus melakukan penyerapan beras petani sejak Maret - April sesuai pola penugasan. Kami juga menyerap beras dengan pola komersil yang didukung adanya penggilingan modern rice milling plant di Magetan, Bojonegoro, Banyuwangi dan Jember,” imbuhnya.