Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Realisasi Investasi di Jatim Semester I/2023 Capai Rp61,2 Triliun

Provinsi Jawa Timur pada semester I/2023  mencatatkan kinerja investasi sebesar Rp61,2 triliun atau menyumbang 9 persen dari total realisasi di Indonesia.
Progres konstruksi smelter konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia di  Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Rabu (29/3/2023)/Bisnis-Denis Riantiza Meilanova
Progres konstruksi smelter konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Rabu (29/3/2023)/Bisnis-Denis Riantiza Meilanova

Bisnis.com, SURABAYA - Provinsi Jawa Timur pada semester I/2023 mencatatkan kinerja investasi sebesar Rp61,2 triliun atau menyumbang 9 persen dari total realisasi investasi di Indonesia.

Data BKPM mencatat, dari total realisasi investasi Jatim semester I/2023 tersebut, sebanyak Rp31,52 triliun merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan jumlah 17.620 proyek, sedangkan sisanya merupakan Penanaman Modal Asing (PMA) dengan jumlah 2.782 proyek.

Gubenur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan capaian realisasi investasi tersebut sejalan dengan meningkatnya kepercayaan investor yang memilih Jatim sebagai lokasi investasi, baik investor domestik maupun asing.

“Untuk itu, komitmen kepala daerah menjadi penting dalam meyakinkan para investor terutama dari luar negeri. Sehingga, ada kepercayaan pada calon investor bahwa investasinya aman dan akan memberikan multiplier effect bagi bisnis mereka," ujarnya, Kamis (26/7/2023).

Dia menjelaskan, sejumlah strategi lain yang terus digencarkan Pemprov Jatim agar kinerja investasi bisa tumbuh dengan baik yakni melakukan integrasi perizinan usaha secara elektronik seperti melalui Jatim Online Single Submission (JOSS) dan JOSS Gandos (Goes Android Operating System).

Selain itu juga melakukan harmonisasi dan simplifikasi regulasi yang menghambat investasi dan perizinan, fasilitas dan pendampingan investor, fasilitasi penyelesaian masalah, peningkatan kemitraan antara UMKM dengan perusahaan besar, dan peningkatan promosi serta business matching.

"Kita juga tengah masuk di era green economy dan menuju blue economy. Green economy mensyaratkan bagaimana limbahnya bisa dikonversikan atau didaur ulang, dan blue economy bagaimana industri tidak akan berdampak pada limbah. Ada syarat ketat yang harus dipenuhi, apalagi jika produknya diekspor ke negara yang memberikan syarat tertentu," ujarnya.

Khofifah menambahkan, upaya lain yang dilakukan Jatim untuk mendorong investasi yakni melalui Potential and Opportunity Investment (POINT) yakni platform untuk mempromosikan potensi investasi Jatim terutama Investment Project Ready to Offer (IPRO) yang didesain berbasis peta digital atau Web Geographic Information System (web GIS), serta menampilkan informasi daya dukung investasi.

“Dan Alhamdulillah, realisasi investasi di Jatim selama 5 tahun terakhir telah menunjukkan tren positif. Pada tahun lalu saja mampu mencapai Rp110,3 triliun atau tumbuh 38,8 persen,” imbuhnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia - Jatim, Doddy Zulverdi mengatakan BI telah memprediksi bahwa kinerja investasi pada kuartal II/2023 akan meningkat terutama didorong oleh berlanjutnya proyek strategis nasional dalam Perpres 80/2019 yang ditargetkan selesai tahun ini.

“Selain itu, kenaikan investasi korporasi juga berorientasi domestik sejalan dengan potensi peningkatan permintaan dalam negeri yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi di Jatim,” katanya.

Ekonom dari Univerasitas Airlangga Surabaya, Wisnu Wibowo mengatakan Jatim masih merupakan salah satu provinsi yang menjadi primadona investasi asing dan domestik.

“Kita kan bersaing dengan Jawa Barat dan DKI Jakarta, meski kita belum jadi yang terbaik, tetapi Jatim jadi sentra pengembangan manufaktur dan infrastrukturnya sangat menunjang,” katanya.

Hanya saja, pada realisasinya masih kerap menghadapi persoalan di lapangan terutama di tingkat/level bawah. Menurutnya, perlu ada sinkronisasi kebijakan yang bukan hanya di level makro di atas, tetapi sampai kepada level lokal tempat investasi tersebut dilakukan.

“Sering kali hambatan terjadi di tingkat bawah seperti di kelurahan RT/RW. Investor menghadapi problem itu, nah itu yang perlu dilakukan agar level bawah menjadi agen promosi investasi dan melek bagaimana menarik investasi,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper