Bisnis.com, SURABAYA - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jawa Timur menyebut digitalisasi sistem pembayaran seperti transaksi belanja melalui e-commerce dan uang elektronik mengalami pertumbuhan positif.
Kepala BI Jatim, Doddy Zulverdi mengatakan, minat penggunaan transaksi non-tunai masyarakat Jatim yang meningkat ini sejalan dengan target menuju ekonomi digital, salah satunya melalui implementasi sistem pembayaran non-tunai khususnya melalui QRIS. Per April 2023, Jatim berhasil memenuhi 28,01 persen dan 43,6 persen dari target pengguna dan volume transaksi QR Code Indonesian Standard (QRIS) untuk 2023.
“Untuk dapat mencapai target sampai akhir tahun ini, kami akan terus mengintensifkan edukasi dan literasi kepada masyarakat, termasuk inovasi fitur pada QRIS seperti tarik transfer dan setor. Ke depan, pembayaran transaksi e-commerce dengan cara COD yang biasanya dilakukan secara tunai, dapat pula dilakukan secara nontunai melalui scan QRIS,” jelasnya, Selasa (20/6/2023).
Adapun BI mencatat, jumlah pengguna QRIS di Jatim hingga Maret 2023 tercatat 4,53 juta pengguna atau setara 13,99 persen dari total pengguna secara nasional. Peningkatan jumlah pengguna juga diikuti oleh peningkatan nominal transaksinya pada kuartal I/2023 mencapai Rp2,54 triliun atau meningkat 16,85 persen (qtq).
“Rata-rata transaksi per pengguna pada kuartal I/2023 juga meningkat, yaitu sebesar Rp109.414, atau lebih tinggi dari rata-rata transaksi per pengguna pada periode sebelumnya yang hanya Rp81.785,” imbuhnya.
Platform e-Commerce Blibli juga mencatat tren ekonomi digital saat ini semakin tinggi, yang terlihat dari peningkatan penjualan Blibli pada produk sehari-hari alias groceries yang tumbuh 23 persen pada kuartal I/2023.
Baca Juga
EVP Consumer Goods Blibli, Fransisca Krisantia Nugraha mengatakan sebelumnya tren belanja melalui e-commerce saat ini masih terus berlanjut sejak pandemi Covid-19. Hanya saja, tren transaksi penjualan mulai bergeser dari yang sebelumnya didominasi oleh produk durable goods (barang tahan lama), kini lebih banyak didominasi produk konsumsi sehari-hari alias fast moving consumer goods (FMCG) dan produk groceries.
Blibli mencatat, sepanjang kuartal I/2023, terdapat sebanyak 3.000 transaksi produk groceries per harinya, dengan total produk yang terjual selama periode tersebut sebanyak 15.000 produk. Bahkan, konsumen e-commerce untuk produk FMCG tidak hanya perempuan, tetapi juga dikontribusi oleh konsumen pria sekitar 45 persen.
“Konsumen dengan usia lebih tua juga semakin adaptif dengan penggunaan e-commerce. Kontribusi kelompok umur 36-45 meningkat dari 19 persen pada 2020 menjadi 24 persen pada 2022. Sedangkan, kelompok umur 46-55 tahun meningkat dari 4 persen pada 2020 menjadi 6 persen pada 2022,” imbuhnya.