Bisnis.com, SURABAYA - PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur mencatat kinerja pendapatan penjualan listrik pada kuartal I/2023 telah mencapai Rp7,15 miliar.
General Manager PLN UID Jatim, Lasiran mengatakan capaian kinerja pendapatan penjualan listrik di wilayah Jatim tersebut meningkat 4,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Peningkatan penjualan listrik ini tidak lepas dari keberhasilan PLN dalam melakukan digitalisasi layanan pelanggan yang membuat masyarakat semakin mudah mendapatkan akses listrik, bahkan hingga menjangkau daerah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T),” katanya, Kamis (4/5/2023).
Secara nasional, jumlah konsumen PLN per 2022 mencapai 85,63 juta Pelanggan atau meningkat sebanyak 3 juta pelanggan dibandingkan posisi 2021 yakni sebanyak 82,54 juta pelanggan.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan, sejak 2022 pertumbuhan ekonomi dunia memang diproyeksikan melambat, tetapi kenyataannya ekonomi Indonesia justru tumbuh 5,3 persen, bahkan konsumsi listrik segmen industri besar meningkat 24,54 persen dan bisnis besar meningkat 22,47 persen.
“Pertumbuhan konsumsi listrik ini menunjukkan kebangkitan ekonomi di tanah air, terutama pada sektor bisnis dan industri,” katanya.
Baca Juga
Adapun secara nasional pada 2022, PLN mencatat penjualan listrik sebesar 273,8 Terrawatt hour (TWh) atau meningkat 6,3 persen dibandingkan 2021 yakni 257,6 TWh.
Dari penjualan listrik selama 2022 tersebut, PLN membukukan nilai penjualan sebesar Rp311,1 triliun atau naik 7,7 persen dibandingkan 2021 yakni Rp288,9 triliun, serta mencatatkan laba bersih Rp14,4 triliun pada 2022.
“Capaian yang diperoleh dalam situasi pemulihan pasca pandemi ini merupakan buah dari perubahan cara pandang pengembangan bisnis. Dari yang dulunya stagnan, backward looking, dan hanya berorientasi pada supply, sekarang menjadi pengembangan bisnis yang ekspansif dinamis, forward looking, berorientasi pada demand dan pelanggan,” ujar Darmawan.
Selain itu, lanjut Darmawan, torehan pendapatan penjualan ini merupakan hasil dari strategi ekstensifikasi dan intensifikasi yang dilakukan oleh perseroan dengan menciptakan demand listrik baru yang merespons kebutuhan listrik di seluruh penjuru tanah air. Misalnya seperti program electrifying agriculture, electrifying marine, dan penyediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
“Program ekstensifikasi tidak hanya berhasil mengubah gaya hidup dari konvensional menjadi modern berbasis listrik efisien dan ramah lingkungan, tapi juga menyumbang penjualan listrik sebesar 5,13 TWh atau setara Rp5,9 triliun,” ujarnya.
Darmawan menambahkan, program lain yang dilakukan yakni akuisisi captive atau mengajak banyak pelanggan bisnis dan industri beralih dari penggunaan pembangkit listrik sendiri ke PLN. Program ini menyumbang penjualan sebesar 2,68 TWh atau sekitar Rp2,7 triliun.
“Di saat bersamaan, PLN mengoptimalkan produksi listrik dari pembangkit listrik bertenaga air sebesar 13,2 TWh dari target sebesar 10,9 TWh sebagai wujud nyata pengawalan transisi energi di Indonesia,” imbuhnya.