Bisnis.com, MALANG — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang mewaspadai beberapa komoditas pangan strategis, terutama beras yang dapat memicu inflasi pada Ramadan sehingga harus ada langkah untuk mencegahnya.
Kepala Perwakilan BI Malang, Samsun Hadi, mengatakan beras menunjukkan tanda-tanda harganya menurun, meskipun di beberapa sentra produksi sudah mulai panen.
“Tapi saya melihat panennya belum banyak sehingga dikhawatirkan dapat memicu kenaikan harga beras pada Ramadan,” katanya di sela-sela Gebyar QRIS Ngalam 2023 di Malang, Minggu (19/3/2023).
Oleh karena itulah ada langkah-langkah pemangku kepentingan untuk meredam kenaikan harga strategis pada Ramadan dan Idulfitri, terutama beras. Langkah dimaksud, seperti operasi pasar oleh Bulog Malang. Juga perlu digelar pasar murah yang digelar institusi-institusi, terutama pemda.
Operasi pasar dan pasar murah, kata Samsun, ada dua tujuan. Selain meredam harga komoditas pangan strategis, juga untuk meningkatkan daya beli masyarakat karena harga komoditas lebih murah daripada harga pasar.
Langkah lain yang juga bisa dilakukan, subsidi ongkos angkut oleh pemda. Dengan cara itu, maka harga komoditas menjadi lebih murah karena harganya sudah dikurangi ongkos angkut.
Baca Juga
Wali Kota Malang, Sutiaji, juga khawatir pada Ramadan dan Idulfitri harga-harga pangan strategis akan naik karena meningkatnya permintaan.
Dia terus memantau tren harga pangan strategis secara secara terus menerus. Jika harganya naik tajam, maka perlu diintervensi dengan menggelar operasi pasar, pasar murah, maupun subsidi ongkos angkut.
“Kami terus memantau. Terus mewaspadai tren harga pangan strategis,” ujarnya.
Dengan adanya intervensi pasar, kata dia, maka diharapkan kenaikan inflasi pada Ramadan dan Idulfitri bisa dihambat. Dengan begitu, maka inflasi pada Ramadan dan Idulfitri dapat tetap terjaga rendah.(K24)