Bisnis.com, MOJOKERTO - Produsen baja PT Sunrise Steel menggandeng Pemerintah Desa (Pemdes) Jampirogo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, dalam melaksanakan Corporate Social Responsible (CSR).
Program CSR tersebut diberikan dalam bentuk pelatihan dan pemberian bahan baku serta peralatan untuk membuat perkakas dapur atau gerabah dari bahan logam yakni berupa baja lapis aluminium seng (BjLAS).
Presiden Direktur Sunrise Steel Henry Setiawan, mengatakan program CSR berupa kegiatan membuat perkakas menggunakan bahan baku produksi Sunrise Steel ini merupakan yang pertama kalinya digelar.
“Dalam program ini, kami menggandeng warga Desa Jampirogo, sebagai salah satu desa terdekat dengan pabrik kami," katanya di sela-sela penandatanganan kerja sama CSR Sunrise Steel dengan Desa Jampirogo, Selasa (14/3/2023).
Henry mengatakan, Sunrise Steel melihat bahwa banyak warga desa tersebut yang produktif tetapi harus berhenti bekerja karena industri alas kaki yang ada di daerah tersebut terhenti karena pandemi Covid-19 dan PHK.
"Kemudian ada permintaan kepada kami untuk memberdayakan warga ini, lalu kami putuskan kegiatan CSR ini dengan memberi mereka bahan baku, pelatihan, kemudian mereka membuat gerabah bahan logam, setelah jadi barang, juga kami bantu pemasarannya," jelas Henry.
Adapun produk gerabah dari logam yang dibuat warga tersebut adalah panci, dandang, tatakan untuk membakar sate dan sejenisnya, serta alat-alat rumah tangga dari bahan BjLAS.
Selain bahan baku, Sunrise Steel juga memberikan peralatan seperti roll 3 buah gigi, alat tekuk catok, palu bolong, palu kotak, rel, gunting, stel buah gigi keluntung, stel buah gigi setikan, dan stel buah gigi tampingan.
Kepala Desa Jampirogo, Dony Budi Setiawan menambahkan, warga Desa Jampirogo sangat antusias dengan program CSR yang diberikan oleh Sunrise Steel.
"Kami sangat apresiatif, dan warga yang produktif bisa mendapatkan kegiatan dan menambah pendapatannya," kata Dony.
Sebelumnya pihak Sunrise Steel dan Desa Jampirogo telah melakukan pembicaraan terkait jumlah potensi warga yang berminat untuk melakukan kegiatan tersebut. Hasil diskusi menunjukkan ada 30 warga yang berminat untuk mengikutinya.
"Namun saya minta Sunrise untuk melakukan wawancara dan hasilnya terseleksi 10 warga yang benar-benar minat," jelas Dony.
Sudarsono, salah seorang warga Desa Jampirogo yang menjadi peserta pelatihan mengaku antusias untuk mengikuti kegiatan tersebut. Ia bahkan sebelumnya pernah bekerja di Surabaya untuk memproduksi alat-alat rumah tangga menggunakan enamel.
“Ketika ada tawaran membuat gerabah dari logam, saya langsung semangat karena hampir sama seperti yang saya kerjakan saat di pabrik dulu,” katanya.