Bisnis.com, PASURUAN - Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong investor di daerah termasuk di Jawa Timur untuk memahami papan utama ekonomi baru yakni ekosistem untuk emiten berbasis teknologi dan inovasi.
Senior Executive Vice President Listing Directorate BEI, Saptono Adi Junarso menjelaskan papan utama ekonomi baru ini dibuat untuk memisahkan perusahaan-perusahaan tertentu dari emiten skala besar dan lebih bagus lainnya.
“Kita memperkenalkan ekosistem ekonomi baru ke Indonesia, kami ingin sedikit memisahkan yang papan utama, karena yang utama ini yang paling bagus dibanding yang lain. Ini dilakukan supaya memberikan proteksi kepada investor, jadi harapan kita investor mau cari yang aman belilah yang Papan Utama,” jelasnya dalam Workshop Wartawan Daerah Jatim di Pasuruan, Rabu (1/3/2023).
Dia menjelaskan, papan utama ekonomi baru merupakan papan pencatatan yang setara dengan papan utama. Perusahaan dapat tercatat di papan ini jika perusahaan memenuhi ketentuan tercatat di papan utama dan memiliki karakteristik khusus yang ditentukan oleh bursa.
Beberapa karakteristik tersebut di antaranya adalah memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, menggunakan teknologi untuk menciptakan inovasi produk atau jasa yang meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi serta memiliki kemanfaatan sosial, serta masuk dalam bidang usaha yang ditetapkan oleh Bursa.
“Kalau di luar negeri sudah cukup lama mengenalkan papan ekonomi baru, nah kita masih baru. Perusahaan untuk ekonomi baru itu punya model bisnis yang berbeda dari biasanya, jadi perlu pemahaman lebih bagi investor yang ingin menanamkan modal di sana,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, papan utama ekonomi baru ini juga berbeda dengan industri yang sudah matang karena perusahaan di sektor ekonomi baru ini lebih fokus untuk melakukan ekspansi dan dan akuisisi pelanggan.
“Karena itu, sebagian besar pendapatan yang diperoleh akan digunakan kembali sebagai investasi. Ini jelas akan membuat keuangan perusahaan minus. Contohnya Google, mereka butuh waktu 10 tahun untuk mencatatkan keuntungan, tapi setelah untung, Google sekarang jadi salah satu perusahaan yang mendominasi dunia internet,” jelasnya.
Untuk itu, investor diharapkan dapat melihat kinerja perusahaan di ekonomi baru yang tidak sekedar melihat bottom line atau pendapatan setelah dikurangi beban.
“Investor retail yang ingin mencari keuntungan dalam waktu singkat memang tak cocok untuk menanamkan modal ke emiten ekonomi baru. Kalau mau trading lebih baik investasi di perusahaan papan utama yang saja,’” imbuhnya.
Adapun saat ini sudah ada tiga perusahaan yang tercatat di papan utama ekonomi baru yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI). Saat ini, ada 8 sektor industri yang berpotensi sebagai ekonomi baru, tetapi jumlah tersebut bisa berubah bergantung dari aspek industri sudah matang atau ada sektor baru yang lahir.
Perkembangan ekosistem bursa di Jatim pun terus berkembang dengan jumlah emiten di Jatim saat ini mencapai 47 emiten. Kepemilikan saham masih mencapai Rp87,7 triliun. Sedangkan, nilai transaksi saham per Desember 2022 mencapai Rp23,2 triliun.
Jumlah investor di Jatim juga meningkat, per Desember 2022 tercatat investor pasar modal mencapai 1.360.011 SID (Single Investor Identification) naik 36,47 persen (yoy), sedangkan investor saham sebanyak 587.974 SID naik 29,10 persen (yoy).