Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei BI Jatim : Kinerja Penjualan Eceran Meningkat

Responden memperkirakan intensitas tekanan inflasi mengalami penurunan pada Februari 2023 (3 bulan mendatang) dan Mei 2023 (6 bulan yang akan datang). 
Ilustrasi pusat perbelanjaan ritel.
Ilustrasi pusat perbelanjaan ritel.

Bisnis.com, SURABAYA - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur merilis hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) pada November 2022 yang mengindikasikan kinerja penjualan eceran di Surabaya meningkat.

Kepala BI Jatim, Budi Hanoto mengatakan peningkatan kinerja penjualan eceran ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) pada November 2022 yang tercatat sebesar 415,1 atau meningkat dari 408,9 pada Oktober 2022, atau tumbuh 1,5 persen (mtm). Secara tahunan, kinerja penjualan eceran tumbuh sebesar 6,1 persen (yoy).

“Kinerja yang meningkat ini sejalan dengan IPR Nasional periode November 2022 yang tercatat sebesar 203,5, tumbuh 0,4 persen (mtm),” katanya dalam rilis, Senin (16/1/2023).

Dia menjelaskan peningkatan penjualan eceran Kota Surabaya utamanya bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yakni 2,1 persen (mtm), serta peralatan informasi dan komunikasi 0,5 persen (mtm).

Pertumbuhan yang lebih tinggi tertahan oleh sejumlah sektor lainnya yang mengalami kontraksi, terutama perlengkapan rumah tangga lainnya -5,7 persen (mtm) serta suku cadang dan aksesori -2,2 persen (mtm). 

“Kinerja penjualan eceran Desember 2022 juga diperkirakan akan meningkat yang didorong oleh peningkatan permintaan selama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal serta periode libur akhir tahun,” ujarnya.

Adapun IPR Desember 2022 diperkirakan sebesar 432,4, meningkat 4,2 persen dari 415,1 pada November 2022. Beberapa kelompok yang mengalami pertumbuhan positif adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tumbuh 4,6 persen (mtm), suku cadang dan aksesori 2,3 persen (mtm), peralatan informasi dan komunikasi 1,0 persen (mtm), serta subkelompok sandang 0,2 persen (mtm). 

“Secara tahunan penjualan eceran Desember 2022 diprakirakan mengalami pertumbuhan sebesar 0,2 persen (yoy),” imbuhnya.

Sementara, dari sisi harga, responden memperkirakan intensitas tekanan inflasi mengalami penurunan pada Februari 2023 (3 bulan mendatang) dan Mei 2023 (6 bulan yang akan datang). 

Indeks Ekspektasi Harga Umum Februari 2023 sebesar 114,4, lebih rendah dari Januari 2023 yang sebesar 155,6. Selanjutnya, Indeks Ekspektasi Harga Umum Mei 2023 sebesar 120,0, lebih rendah dari April 2023 yang sebesar 147,8. 

“Responden menginformasikan penurunan intensitas tekanan inflasi diprakirakan sejalan dengan stok barang yang mencukupi,” imbuh Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper