Bisnis.com, NUSA DUA - Pada penutupan pertemuan B20 Summit Indonesia 2022, Senin (14/11/2022), di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato kunci yang menegaskan tiga strategi besar Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang terjadi saat ini, mulai dari pandemi, perang, hingga krisis pangan, energi, dan ekonomi.
Strategi besar yang pertama yaitu hilirisasi industri. Presiden menyampaikan, pemerintah Indonesia mulai menghentikan ekspor bahan mentah sehingga mendatangkan nilai tambah, meningkatkan pendapatan negara, hingga menciptakan lapangan kerja di dalam negeri.
Strategi yang kedua, berkaitan dengan Ekonomi Hijau. Presiden mengungkapkan potensi energi baru terbarukan di Indonesia sangat besar. ada potensi 434 ribu megawatt baik dari hydro power, geothermal, solar panel, baik dari angin dan tidal wave.
“Inilah kesempaatan para investor untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia, membawa investasi, teknologi karena memerlukan uang yang tidak sedikit untuk bersama-sama membangun ekonomi hijau di indonesia,”jelas Presiden Jokowi
Presiden mengatakan Indonesia telah menyiapkan 30 ribu hektar lahan di Kalimantan Utara untuk green industrial park yang nantinya akan didatangi berbondong-bondong investor untuk membangun produk-produk hijau dari indonesia karena di dekat kawasan tersebut terdapat sungai kayan yang bisa memproduksi energi bersih/energi hijau sebesar 13 ribu megawatt, yaitu hydro-power.
Strategi yang ketiga berkaitan dengan digitalisasi. Presiden berpesan agar yang usaha-usaha besar mau membantu untuk membesarkan usaha-usaha kecil dan usaha-usaha mikro agar mereka tidak tertinggal. Presiden menyampaikan, selama tiga tahun ini pemerintah Indonesia mendorong usaha besar mau membesarkan usaha-usaha kecil dan usaha-usaha mikro agar mereka tidak tertinggal. Pemerintah saat ini sudah mendorong masuk pengusaha kecil dan mikro untuk masuk ke digital platfom. Progresnya saat ini sudah ada 19 juta dari 64 juta usaha kecil/usaha mikro yang masuk ke platform-platform digital.
“Target kita nanti di tahun 2024, sudah mencapai di atas 30 juta. Artinya yang kecil-kecil jangan ditinggal,”ungkap Presiden.
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif, menyampaikan, “APJII sebagai asosiasi di bidang Teknologi Informasi dan menghimpun para penyelenggara konektivitas, sangat mendukung strategi besar Indonesia yang disampaikan Presiden.” Adapun terkait Hilirisasi Industri, Arif mengungkapkan pentingnya hilirisasi industri karena sektor ICT adalah salah satu penyumbang angka impor komponen yang signifikan di Indonesia, khususnya untuk perangkat akses internet.
Hilirisasi industri, lanjut Arif, dapat dilakukan di sektor ICT dengan cara membangun industri elektronika. Sehingga Indonesia dapat menyuplai kebutuhannya dan masuk ke dalam global supply chain dengan barang produksi dalam negeri. Namun, jika masih memerlukan dukungan pengetahuan dan teknologi, menurut Arif, Indonesia dapat menjalin kerja sama local-global dalam industri manufacturing elektronika.
Selanjutnya, berkaitan dengan isu ekonomi hijau, lanjut Arif, APJII melihat Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebagai harapan dari para penyelenggara jasa internet di Indonesia. Karena selama ini permasalahan ketersediaan listrik menjadi salah satu kendala dalam pembangunan infrastruktur konektivitas internet di Indonesia. APJII berharap ke depannya infrastruktur internet dapat menggunakan EBT seiring rencana pemerintah melakukan penguatan industri baterai listrik nasional.
Adapun terkait dengan isu digitalisasi, Arif memastikan APJII sangat mendukung strategi besar digitalisasi UMKM onboardi platform digital. Penyelenggara jasa internet yang bernaung di dalam APJII tidak hanya berfokus pada penetrasi, tetapi juga pada edukasi kepada masyarakat maupun pelaku usaha UMKM agar keberadaan internet semakin memberikan manfaat dan mendukung peningkatan kualitas hidup dan perekonomian masyarakat Indonesia.