Bisnis.com, MALANG — Akademisi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengusulkan beberapa langkah untuk mencegah terjadi gagal ginjal akut pada anak.
Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UMM, Pertiwi Febriana Chandrawati, mengatakan berkaca dari kasus negara Gambia, di sana telah dipastikan ada beberapa obat sirup yang menggunakan pelarut terlarang dan mengakibatkan gagal ginjal.
“Sebagai tindakan preventif, maka para orang tua untuk sementara tidak memberi obat sirup kepada anak. Hal tersebut juga senada dengan yang dianjurkan oleh BPOM, Kemenkes dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Sebagai gantinya, ia menyarankan untuk menggunakan obat puyer,” katanya, Rabu (26/10/2022).
Agar anak mau meminum obat puyer, maka bisa menggunakan pemanis buatan sendiri, baik itu berupa gula atau teh manis. Dua langkah itu cukup efektif untuk sementara waktu.
Di samping itu, dia juga memberi solusi kepada orang tua yang ingin menjaga kesehatan anak-anaknya ataupun ketika sakit. Misalnya jika demam, langkah yang bisa diambil adalah dengan mengecek menggunakan termometer.
“Jika demamnya di bawah 38 derajat, jangan terburu-buru diberi obat. Minum dulu yang banyak agar kencingnya banyak dan panasnya turun. Tapi jika sudah mencapai 39-40 derajat celcius, segera bawa ke dokter terdekat,” tutur dokter yang juga Kepala SMF Anak dan Perinatologi RS UMM.
Baca Juga
Dia juga menegaskan untuk menjaga daya tahan tubuh dan tidak stres. Apalagi di cuaca yang terjadi belakangan ini. Bukan hanya untuk anak, tapi juga para orang tua. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan berjemur di pagi hari.
Dia menjelaskan, penyakit gagal ginjal menyebabkan peningkatan kreatinin, yakni penurunan fungsi darah disertai penurunan urin atau urin tidak bisa keluar sama sekali. Data dari Kemenkes, ada dua kriteria yang disebut suspek gangguan ginjal pada anak, yaitu Oliguria dan Anuria.
“Oliguria adalah kencing sedikit selama 6 hingga 8 jam. Jadi untuk untuk orang tua yang memiliki anak satu tahun, berarti setidaknya 6-8 jam harus ganti pampers. Kalau ternyata setelah dicek pampersnya kencingnya masih sedikit, berarti harus hati-hati, karena bisa jadi itu terkena Oliguria. Sementara Anuria yakni tidak adanya kencing dalam waktu 12 jam atau lebih. Ini juga harus hati-hati, takut nya mengarah pada gangguan ginjal,” jelas dosen Ilmu Kesehatan Anak FK UMM itu.
Terkait hubungan sirup dengan penyakit gagal ginjal, kata dia, seluruh sirup atau obat yang berbentuk cair pasti mempunyai bahan pelarut. Pelarut yang aman digunakan adalah polyethylene glycol atau polyethylene oxide. Keduanya memiliki batas aman secara Internasional dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ada juga pelarut yang tidak diperkenankan penggunaannya ke manusia, yakni ethylene glycol dan diethylene glycol.
“Ethylene glycol atau diethylene glycol adalah pelarut yang biasanya digunakan untuk industri, bukan manusia. Efek sampingnya jika dikonsumsi oleh anak-anak akan membuat mereka pusing kepala, muntah dan kemungkinan terparahnya adalah gangguan ginjal, ” ucapnya.(K24)