Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gangguan Ginjal Akut di Jatim, 16 Anak Meninggal Dunia

GGAPA ini merupakan penyakit gangguan ginjal yang belum diketahui penyebabnya, dan GGAPA dilaporkan di Indonesia, termasuk di Jatim.
Ilustrasi ginjal./thekidneysolution.com
Ilustrasi ginjal./thekidneysolution.com

Bisnis.com, SURABAYA - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mengimbau agar masyarakat melakukan upaya preventif atau pencegahan terhadap kasus Atypical Progressive Acute Kidney Injury atau Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) dengan cara menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, Dr. Erwin Astha Triyono mengatakan bahwa di Jatim hingga 22 Oktober 2022 sudah ditemukan sebanyak 30 kasus GGAPA. Dari jumlah itu, sebanyak 16 orang meninggal dunia.

“Sedangkan pasien yang berhasil sembuh sebanyak 8 orang, dan pasien yang sedang dirawat ada 5 orang, dan ada 1 orang dinyatakan exclude,” katanya, Senin (24/10/2022).

Dia menjelaskan, pasien dengan GGAPA yang masih dalam perawatan tersebut tersebar di beberapa rumah sakit (RS) antara lain 1 orang di RSUD Soetomo Surabaya, 1 orang di RSUD Saiful Anwar Malang, 1 orang di RS Premier Surabaya (rawat jalan), 1 orang di RS Universitas Muhammadiyah Malang dan 1 orang domisili Jatim yang dirawat di RSUP Dr. Sarjito Yogyakarta.

"GGAPA ini merupakan penyakit gangguan ginjal yang belum diketahui penyebabnya, dan GGAPA dilaporkan di Indonesia, khususnya Jatim menyerang anak pada usia 0 -18 tahun, dan mayoritas balita 1 - 5 tahun,” jelasnya.

Erwin menjelaskan, gejala yang terjadi pada pasien GGAPA ini berupa penurunan volume/frekuensi urin (oliguria) atau tidak ada urin/ tidak kencing sama sekali (anuria), disertai atau tidak disertai dengan gejala demam/ gejala prodromal lain seperti batuk, pilek, sesak, muntah, dan diare.

“Jika ada anak dengan gejala tersebut maka segera periksa ke dokter, begitu juga kalau kencingnya tidak ada masalah, tapi ada gejala flu, sebaiknya segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan, jangan sampai terjadi gejala lanjut  berupa oliguria maupun anuria,” ujarnya.

Selain itu, katanya, jika terjadi sakit apapun pada anak juga jangan diobati sendiri, dan jangan minum obat sirup tanpa petunjuk dari dokter serta segera periksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan agar bisa ditangani sejak awal.

“PHBS juga perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan, dan upayakan pemenuhan nutrisi yang baik, berupa makanan bergizi seimbang, istirahat yang cukup, mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir, hindari kerumunan dan kontak udara dingin berlebihan,” imbuh Erwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper