Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kematian Pasien Gagal Ginjal Akut Anak di Saiful Anwar 30 Persen

Kasus gangguan ginjal akut bukan hal baru di penanganan anak, namun tren yang terjadi dua hingga tiga bulan terakhir ini masih banyak menimbulkan pertanyaan.
Plt Direktur RSSA, Kohar Hari Santoso (dua dari kanan), saat memberikan keterangan pers, Kamis (20/10/2022)./Istimewa
Plt Direktur RSSA, Kohar Hari Santoso (dua dari kanan), saat memberikan keterangan pers, Kamis (20/10/2022)./Istimewa

Bisnis.com, MALANG — Tingkat kematian pasien gagal ginjal akut pada anak (GGAPA) yang dirawat di RSUD dr Saiful Anwar Malang (RSSA) sampai saat ini mencapai 30 persen.

Dokter Astrid Kristina Kardani SpA(K) M.Biomed, dokter anak RSSA, tidak menyebut berapa total pasien yang dirawat di RSSA karena data pasien GGPA mengacu pada data Kemenkes.

"Dari total yang telah dirawat, 30 persen meninggal," katanya, Kamis (20/10/2022).

Kasus gangguan ginjal akut bukan hal baru di penanganan anak, namun tren yang terjadi dua hingga tiga bulan terakhir ini masih banyak menimbulkan pertanyaan. Ada 24 persen yang penyebabnya masih misterius.

Oleh karena itulah penyakit itu disebut gagal ginjal tipikal atau tidak diketahui penyebabnya karena tidak biasa.

“Kami masih melakukan investigasi. Kami tidak tahu penyebabnya," ujarnya.

Dia mengimbau masyarakat terutama orang tua tidak panik menanggapi kasus ini namun tetap waspada.

Pencegahan kasus ini, menurut dia, dengan menjalani pola hidup sehat, tidak mengkonsumsi makanan dan minuman dengan bahan pengawet.

Menurut dr Susanto Nugroho SpA(K), ada pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak yang sedang dirawat di RSSA Malang, yakni satu pasien yang dirawat di ICU Anak.

Pasien tersebut dicurigai mengalami gangguan ginjal akut progresif atipikal. Hal itu berdasarkan kriteria yang dibuat Kemenkes secara nasional. “Itu menjadi acuan kami, " ujarnya.

Menurut dia, RSSA Malang menjadi rumah sakit rujukan dari 14 rumah sakit yang dirujuk Kemenkes RI karena dinilai memiliki fasilitas, tenaga, sarana dan prasarana yang memadai untuk merawat kasus tersebut. Semua pasien rujukan dari RS karena RSSA merupakan RS tipe A.

"Ada pasien dari Malang, Blitar, Pasuruan, Sidoarjo. Itu kasus yang ada di RSSA," ucapnya.

Dr dr Krisni S SpA(K), dokter yang menangani kasus gagal ginjal pada anak di RSSA, menegaskan selama tiga bulan terakhir ini ada beberapa kasus yang ditangani. Namun, dia meminta, adanya GGAPA ini tidak membuat panik masyarakat, tapi tetap harus waspada. Dari penanganan kasus, diketahui pasien mayoritas di bawah umur 5 tahun atau balita.

Ciri-ciri dasar adanya kasus gagal ginjal akut pada anak, menurut dia, masyarakat bisa melihat pada penurunan produksi urine. GGAPA terjadi karena penurunan secara cepat fungsi ginjal yang ditandai dengan penurunan produksi urine, bahkan mungkin tidak ada sama sekali.

Dari proporsi, pasien dari Blitar 44 persen dengan jumlah pasien terbanyak. Untuk jenis kelamin didominasi laki-laki.

Sebanyak 100 persen gejala yang dialami, tidak adanya produksi urine. Gejala batuk pilek 67 persen. Sedangkan pasien yang tengah dirawat di RSSA, ada gejala demam, diare, mual, muntah, batuk dan pilek.

Pasien mulai masuk pada Agustus dan puncaknya September. Sebanyak 99 persen kasus, pasien mendapatkan layanan hemodialisis. “Sampai saat ini yang sudah sembuh 56 persen, ada yang sudah lepas dari hemodialisis," ujarnya.(K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper