Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Transportasi Picu Inflasi Jatim 1,41 Persen pada September

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga secara umum, yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.
Calon penumpang membawa barang bawaannya di Terminal Bungurasih, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (26/4/2022)./Antara
Calon penumpang membawa barang bawaannya di Terminal Bungurasih, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (26/4/2022)./Antara

Bisnis.com, SURABAYA - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis kinerja inflasi di Jatim pada September tercatat sebesar 1,41 persen secara bulan ke bulan atau terhadap Agustus 2022.

Secara tahun kalender atau sejak Januari - September 2022, Jatim telah mengalami inflasi sebesar 5,51 persen, dan secara tahunan pada September 2022 terhadap September 2021 telah mengalami inflasi sebesar 6,80 persen.

Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan dari 8 kota dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Surabaya sebesar 1,52 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,87 persen.

“Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga secara umum, yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Dari 11 kelompok pengeluaran, 9 kelompok mengalami inflasi, 1 kelompok mengalami deflasi dan 1 kelompok lainnya tidak mengalami perubahan,” jelasnya dalam paparan Berita Resmi Statistik (BRS), Senin (3/10/2022).

Dia menjelaskan, kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok transportasi sebesar 9,38 persen, diikuti penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,17 persen, perlengkapan peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,62 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,61 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,36 persen.

“Hampir seluruh kelompok mengalami perubahan harga, kecuali kelompok pendidikan,” imbuhnya.

Adapun sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang inflasi di antaranya adalah bensin dengan perubahan harga yang naik 24,73 persen, disusul solar 26,03 persen, beras 0,99 persen, rokok kretek filter 2,07 persen, angkutan antar kota 15,53 persen, bakso siap santap 2,28 persen, tarif kendaraan roda 4 online 6,83 persen, tarif kendaraan roda 2 online 5,91 persen, ayam goreng 2,21 persen dan sabun mandi 3,61 persen.

Sementara sejumlah unit yang menjadi peyumbang deflasi di antaranya bawang merah mengalami penurunan harga -17,28 persen, tomat -31,46 persen, daging ayam ras -98 persen, cabai merah -14,37 persen, emas perhiasan -2,07 persen, minyak goreng -2,59 persen, angkutan udara -1,14 persen, tisu -5,47 persen, telur ayam ras -1,31 persen dan cat tembok -2,56 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper