Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya terus menggelar operasi pasar di 10 kecamatan sebagai upaya untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok di pasar.
Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Kota Surabaya Fauzie Mustaqiem Yos mengatakan operasi pasar yang digelar setiap hari ini sudah dilakukan sejak 26 Agustus 2022 hingga saat ini.
“Operasi pasar ini dilakukan untuk menekan laju inflasi, dan menstabilkan harga bahan pokok, terutama yang baru-baru ini harganya naik seperti telur,” katanya, Jumat (2/9/2022).
Dia mengatakan dalam sehari, operasi pasar dilakukan di 2 lokasi kecamatan yang berbeda. Hingga saat ini Pemkot Surabaya sudah menggelar operasi pasar di 10 kecamatan dan telah menjual telur sebanyak 618 kg.
Adapun kecamatan yang telah disinggahi operasi pasar tersebut di antaranya seperti kawasan Gubeng, Tambaksari, Simokerto, Tegalsari, Asemrowo, Sawahan, Wonocolo hingga Tenggilis.
Selain menjual telur, dalam operasi pasar ini juga dilakukan penjualan gula pasir kemasan 1kg dengan total sebanyak 477 kg, beras kemasan 5kg sebanyak 253 kg, minyak goreng sebanyak 535 liter, dan daging ayam broiler sebanyak 50 kg.
Yos menambahkan, gelaran operasi pasar ini juga bekerja sama dengan distributor yang ada di Surabaya, sehingga harganya bisa lebih murah. Untuk telur dijual seharga Rp27.000 - Rp28.000/kg.
Diketahui, Kota Surabaya pada Agustus 2022 mengalami inflasi 0,26 persen. Dari 8 kota di Jatim yang menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK), hanya Kota Surabaya yang mengalami inflasi, sedangkan 7 kota lain mengalami deflasi.
Secara umum di Jatim terdapat sejumlah komoditas yang menyumbang inflasi di antaranya biaya akademi perguruan tinggi, sekolah dasar, tarif listrik, telur ayam, kontrak rumah, tongkol diawetkan, angkutan udara, dan pisan.