Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Program Perbaikan Hulu Pertanian Mencapai 168.550 Hektare

Program Makmur untuk komoditas tebu pada musim tanam (MT) 2021/2022 sudah menghasilkan panen tebu sebanyak 286.338 ton.
Direktur Holding Pangan ID FOOD, Frans Marganda Tambunan (tengah) bersama Bupati Malang, M. Sanusi (dua dari kiri), dan Senior Project Manager (SPM) Program Makmur Pupuk Indonesia Holding Company, Supriyoto (paling kanan) pada pada panen dan tanam tebu program Makmur di Malang, Jawa Timur, Kamis (28/7/2022)./Ist
Direktur Holding Pangan ID FOOD, Frans Marganda Tambunan (tengah) bersama Bupati Malang, M. Sanusi (dua dari kiri), dan Senior Project Manager (SPM) Program Makmur Pupuk Indonesia Holding Company, Supriyoto (paling kanan) pada pada panen dan tanam tebu program Makmur di Malang, Jawa Timur, Kamis (28/7/2022)./Ist

Bisnis.com, MALANG — Program Makmur atau Mari Kita Majukan Usaha Rakyat oleh Holding Pangan ID FOOD bersama Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) melalui PT Petrokimia Gresik dan PT PG Rajawali I bersinergi lakukan perbaikan hulu pangan telah mencapai 168.550 hektare sampai dengan semester I/2022.

Direktur Holding Pangan ID FOOD, Frans Marganda Tambunan, mengatakan sebagai upaya antisipasi krisis pangan, Holding pangan ID FOOD bersama Pupuk Indonesia Holding Company melakukan perbaikan hulu pangan melalui program Makmur untuk beberapa komoditas pangan yakni tebu, padi dan jagung.

“Salah satunya melalui kegiatan panen dan tanam tebu melalui program Petani Makmur di lahan percontohan Demonstration Plot (Demplot) di Malang,” katanya pada panen dan tanam tebu program Makmur di Malang, Jawa Timur, Kamis (28/7/2022).

Kegiatan dilakukan untuk mendukung peningkatan produktivitas petani tebu. Lahan percontohan metode demplot yang berhasil memproduksi tebu sebanyak 160 - 165 ton/hektare.

Menurut dia, Program Makmur untuk komoditas tebu pada musim tanam (MT) 2021/2022 sudah menghasilkan panen tebu sebanyak 286.338 ton. Sedangkan pada MT 2022/2023 telah dilakukan perluasan tanam seluas 5.700 hektare dengan jumlah petani tebu 1.140 orang yang dikelola Anggota holding PT PG Rajawali I serta sinergi suplai pupuk dari PT Petrokimia Gresik sebanyak 200 ton.

Kontribusi perbaikan hulu pangan komoditas padi telah dilakukan perluasan tanam pada MT 2022/2023 terealisasi sekitar 13.084 hektare didukung dengan jumlah petani padi sebanyak 12.959 orang. Langkah ini telah menghasilkan hasil panen padi sebanyak 20.733 ton pada masa tanam 2021/2022, sedangkan jagung telah dilakukan perluasan tanam 4.213 hektare dan pada masa tanam 221/2022 telah menghasilkan panen jagung sebesar 5.033 ton.

Berdasarkan gabungan data sinergi BUMN sampai dengan semester I/2022, kata dia, perkembangan Makmur sinergi BUMN meliputi realisasi perluasan lahan, suplai pupuk, sosialisasi dan panen padi, tebu dan jagung yang dilakukan bersama BUMN PIHC, PTPN Holding hingga keterlibatan private sector maupun pendanaan KUR dari BNI dan BRI telah terealisasi hingga 60 persen.

Rincinya, luas lahan tanam seluruh komoditas pangan hingga semester I/2022 seluas 168,550 hektare dari target 250.000 hektare dengan jumlah petani yang mengikuti program sejumlah 85.605 orang.

“Khusus untuk toga komoditas pangan seperti jagung, tebu dan padi hingga semester I/ 2022 ini mencapai tanam 82.886 hektare dari target 180.000 hektare. Untuk komoditas tebu terealisasi perluasan tanam tebu dari target luas 112.631 hektare terealisasi 12.221 hektare atau capai 10,9 persen, didukung dengan pasokan pupuk sebanyak 1.859 ton dan jumlah petani tebu 2.903 orang,” jelasnya.

Untuk komoditas padi berdasarkan data gabungan BUMN yang tergabung dalam sinergi makmur, yakni dari target luas 47.369 hektare terealisasi tanam padi seluas 46.162 hektare atau tercapai 97,5 persen dengan suplai pupuk sebanyak 8.859 ton dan jumlah petani padi sebanyak 47.354 orang.

Komoditas jagung tercatat perluasan tanam jagung dari target 20.000 hektare terealisasi 24.503 hektare atau capai 122,5 persen, didukung dengan suplai pupuk sebanyak 6.805 ton dan jumlah petani jagung sebanyak 19.329 orang.

“Khusus ketiga komoditas padi, tebu, dan jagung pada program makmur gabungan data sinergi BUMN pada semester I/2022 ini mencapai progress perluasan tanam seluas 82.886 hektare didukung dengan suplai pupuk 17.522 ton serta jumlah petani sebanyak 69.586 orangi,” katanya.

Dari masing-masing komoditas pun berdasarkan data gabungan BUMN telah menyumbang panen dari masa tanam 2021/2022 sampai dengan semester I/2022. Di antaranya panen padi di 3.570 hektare dengan hasil 20.733 ton padi, komoditas tebu dengan luas 5.485 hektare dan hasil panen tebu sebanyak 464.569 ton, sedangkan panen jagung berkontribusi sebanyak 5.033 ton dari luas lahan 857 hektare.

Frans optimistis upaya mendukung pemerintah dalam mengantisipasi krisis pangan, melalui program Makmur kolaborasi BUMN Holding pangan sebagai project leader, Pupuk Indonesia Holding company, PTPN Holding dan Perhutani sebagai agro input, off taker dan pendampingan budi daya dan sinergi lintas BUMN seperti Bank BRI ebagai Lembaga keuangan yang akan memberikan modal usaha IFFRI (Indonesian Food & Fertilizer Research Institute) sebagai lembaga riset serta asuransi Jasindo dan Askrindo untuk perlindungan jika gagal panen pada program sinergi Makmur dan stakeholder terkait lainnya.

Senior Project Manager (SPM) Program Makmur Pupuk Indonesia Holding Company, Supriyoto, menambahkan selain tiga komoditas pangan seperti tebu jagung dan padi, terdapat komoditas lainnya yang terhimpun dalam Program Makmur hingga capaian luasan sampai dengan semester I/2022 total tanam 168,550 hektare dari target 250.000 hektare meliputi padi, jagung, tebu, kopi, kentang, dan hortikultura yang tersebar hampir di semua kabupaten.

Pupuk Indonesia pada program Makmur member dukungan untuk peningkatan produktivitas tanaman pertanian serta komitmen untuk memastikan ketersediaan pupuk yang dibutuhkan serta turut mengawal budidaya pertanian sehingga pada akhirnya akan didapatkan kenaikan produktivitas dan pendapatan petani.

Bupati Malang, M. Sanusi, berharap peningkatan produktivitas tebu bisa mencapai 250 ton/hektare seperti 30 tahun yang lalu sehingga perlu bibit yang tepat serta pemulihan kesuburan tanah sawah. Yang juga tidak kalah pentingnya, ada peningkatan rendemen. Dengan produksi yang meningkat dan rendemen yang tinggi maka otomatis akan dapat meningkatan kesejahteraan petani. (K24)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper