Bisnis.com, BONDOWOSO - Teriknya matahari yang menyinari kawasan Kalisat - Jampit, Desa Sempol, Bondowoso di jam 12 siang saat itu terasa kalah dengan dinginnya suhu udara yang menyelimuti daerah tersebut.
Benar saja, kawasan ini memang berada di sekitar lereng Gunung Ijen yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Banyuwangi. Berada di ketinggian 1.100 - 1.500 meter dari permukaan laut (mdpl), kawasan ini menyuguhkan pemandangan alam yang sangat indah, hingga kami merasa tak ingin kembali pulang ke kota.
Di lereng Gunung Ijen ini juga menjadi daerah yang subur bagi tanaman pertanian hortikultura dan perkebunan, khususnya kopi Arabika yang memang tidak mudah tumbuh di dataran rendah.
Sedikitnya ada sekitar 3.700 ha tanaman kopi di area Kebun Kalisat - Jampit. Kebun kopi ini dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII. Sedangkan di area Kebun Blawan terdapat sedikitnya 4.700 ha tanaman kopi yang akan menjadi suguhan mata saat berkunjung ke kawasan ini.
Namun, berkunjung ke kawasan ini tak lengkap rasanya jika belum mencoba menginap, untuk menikmati suasana dinginnya malam yang katanya mencapai bisa mencapai minus 6 - 11 derajat.
Salah satu akomodasi yang bisa dijadikan pilihan untuk menginap di kawasan ini adalah Arabica Homestay. Penginapan ini dikelola PTPN XII untuk mengakomodir tamu-tamu yang ingin melakukan pendakian ke Gunung Ijen. Rerata tamu yang kerap menginap di homestay ini kebanyakan adalah wisatawan asing.
“Di Arabica Homestay ini ada 34 kamar, dari jumlah itu sebanyak 6 kamar merupakan kamar VIP,” kata Heri Sucioko, Manajer Kebun Kalisat Jampit saat dikunjungi Tim Jelajah Kopi Jatim, Kamis (7/7/2022).
Heri mengatakan, tarif sewa kamar di Arabica Homestay Kalisat Jampit ini dipatok mulai Rp210.000/malam hingga Rp425.000/malam untuk VIP. Tamu menginap juga mendapatkan sarapan pagi.
“Yang tak kalah penting ketika menginap di sini, tamu bisa mencicipi kopi asli yang ditanam di lereng Gunung Ijen dengan cita rasa yang khas. Hasil tanaman kopi di sini pun diolah di pabrik pengolahan, tepatnya di samping area homestay,” ujarnya.
Di lokasi ini pun, Tim Jelajah Kopi Jatim berkesempatan untuk melihat langsung proses cup tester terhadap butiran kopi yang dihasilkan guna mengecek kualitas produksi kopi apakah sudah sesuai dengan karakter rasa yang diinginkan pembeli, terutama pasar ekspor.
Selain menawarkan homestay per kamar, PTPN XII juga memiliki satu unit rumah villa atau disebut Guest House Jampit. Bangunan rumah ini cukup bersejarah karena merupakan peninggalan Belanda dan berada di tengah kebun kopi.
Bangunan Guest House Jampit juga masih kental dengan arsitektur bergaya Eropa. Di halaman sekelilingnya, terdapat berbagai macam bunga yang cantik. Rumah ini diperkirakan sudah berdiri sejak 1927 dan dihuni oleh keluarga Belanda yang ikut andil dalam pengembangan perkebunan kopi di Jampit.
Fasilitas yang ditawarkan rumah ini adalah 4 kamar tidur dengan 2 lantai, 4 kamar mandi, satu penghangat ruangan, dua pramuniaga, outbond area, house tree, termasuk dapat sarapan pagi dengan dilengkapi kopi atau teh. Satu rumah ini disewakan sekitar Rp2,2 juta/malam.
Selain mengelola Arabica Homestay dan Guest House Jampit, pihaknya juga mengelola penginapan yang sama di kawasan Kebun Blawan yang juga tak jauh dari Kebun Kalisat Jampit. Dengan jumlah 42 kamar yang dimiliki, tarif yang ditawarkan pun serupa.
“Di area Kebun Blawan juga lebih dekat dengan destinasi air terjun, dan juga ada pemandian air panas,” imbuh Heri.
| Baca Juga : Jelajah Kopi Jatim 2022, Eksotisme Tak Terbatas |
|---|
