Bisnis.com, SURABAYA — Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur memproyeksikan produksi tanaman padi tahun ini akan meningkat sekitar 5 persen seiring dengan adanya bonus iklim yakni La Nina.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo mengatakan BMKG telah memprediksi adanya iklim La Nina yang memiliki intensitas hujan yang tinggi bahkan diperkirakan akan terjadi di sepanjang tahun ini.
“Bagi tanaman padi dan jagung, La Nina merupakan bonus iklim sehingga ada peluang peningkatan produksi tanaman padi tahun ini yang kemungkinan akan tercapai 10,4 juta ton atau meningkat 5 persen dibandingkan produksi tahun lalu sekitar 9,7 juta ton gabah kering giling (GKG),” ujarnya, Selasa (21/6/2022).
Dia mengatakan dengan meningkatnya produksi tanaman padi ini, surplus padi Jatim juga akan meningkat. Pada 2021, Jatim mengalami surplus padi mencapai 3,4 juta ton, dan tahun ini pun diperkirakan angka surplusnya akan meningkat menjadi 3,7 juta ton.
Hadi menambahkan, selain tanaman padi, tanaman jagung juga diprediksi akan mengalami peningkatan produksi, sebab kedua komoditi ini memang banyak ditanam pada musim penghujan.
“Untuk tanaman jagung diperkirakan tahun ini akan meningkat 11 persen produksinya. Dari 5,9 juta ton pada tahun lalu, maka tahun ini diperkirakan mencapai 6,6 juta ton,” jelasnya.
Baca Juga
Dia mengatakan, komoditi jagung pun juga akan mengalami surplus sekitar 2,8 juta ton jagung pipilan kering tahun ini, atau meningkat dibandingkan surplus tahun lalu hanya 2,2 juta ton jagung pipilan kering.
“Yang masih bermasalah di pertanian kita adalah komoditi kedelai yang masih defisit karena kebutuhan kedelai kita adalah 220.000 ton, tetapi kami tetap mendorong produksi kedelai tahun ini bisa mencapai 73.000 ton atau naik dari tahun lalu 62.000 ton,” jelasnya.
Hadi menambahkan, meskipun La Nina merupakan bonus iklim bagi sektor tanaman pangan tetapi Pemprov Jatim tetapi membangun sistem warning untuk memantau situasi daerah pertanian agar tidak terdampak banjir ketika intensitas hujan sedang tinggi.
“Bonus La Nina perlu dimanfaatkan secara maksimal melalui infrastruktur yang dimiliki seperti optimalisasi waduk dan saluran irigasi, karena ini memberikan kontribusi terhadap capaian produksi,” imbuhnya.