Bisnis.com, SURABAYA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur menawarkan kerja sama kepada Thailand di bidang perdagangan dan investasi, khususnya sektor pertanian lantaran memiliki potensi yang besar antarakeduanya.
Ketua Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto mengatakan penawaran kerja sama tersebut dilakukannya dalam kesempatan menghadiri pameran Mini Thailand Week 2022 yang digelar oleh Thai Airways Internasional dan Konsul Kehormatan Kerajaan Thailand di Surabaya di Surabaya.
“Saat bertemu dengan Duta Besar Kerajaan Thailand untuk Indonesia Prapan Disyatat, Kadin menyampaikan keinginan Jatim untuk kerja sama perdagangan dengan Thailand, khususnya ekspor non migas Jatim agar tercipta keseimbangan antar kedua belah pihak,” ujarnya dalam rilis, Jumat (10/6/2022).
Dia mengatakan lima tahun terakhir ini, neraca perdagangan Jatim dengan Thailand selalu minus, khususnya dari sektor agrikultur. Pada 2018, ekspor Jatim ke Thailand mencapai US$449,41 juta, sedangkan impor Jatim dari Thailand mencapai US$1,1 miliar.
Pada 2019, ekspor Jatim ke Thailand mencapai US$418,3 juta dan impor mencapai US$982,29 juta. Sedangkan pada 2020 ekspor Jatim ke Thailand juga masih landai, hanya mencapai US$451,92 juta, sedangkan realisasi impor mencapai US$750,1 juta.
“Kemudian di 2021, kondisinya pun masih sama, ekspor Jatim mencapai US$624,04 juta sedangkan impor Jatim dari Thailand cukup besar, mencapai US$918,5 juta. Untuk itu, kami berharap adanya kerja sama dengan Thailand, kinerja pedagangan ekspor kita bisa meningkat dan seimbang,” ujarnya.
Baca Juga
Wakil Ketua Umum Bidang Promosi dan Perdagangan Luar Negeri Kadin Jatim, Tommy Kaihatu menambahkan, selisih neraca perdagangan antara Jatim dengan Thailand memang cukup besar, impor Jatim dari Thailand hampir dua kali lipat dari realisasi ekspor Jatim dari Thailand.
"Kami tidak ingin hanya menjadi pasar bagi Thailand, harus ada kerjasama yang seimbang. Untuk itu, saya juga mengajak mereka untuk berinvestasi di sini. Kerja sama investasi akan menjadi solusi tepat bagi Thailand dan Indonesia. Terlebih kebijakan pemerintah Jokowi saat ini adalah mengurangi impor dengan memaksimalkan potensi dalam negeri," ungkap Tomy.
Dengan menanamkan investasi di Jatim, lanjutnya, maka Thailand secara otomatis bisa memasarkan produknya di pasar dalam negeri dan luar negeri, terlebih Thailand cukup unggul dalam hal pengembangan sektor pertanian.
"Teknologi pertanian Thailand cukup canggih, mereka bisa berinvestasi alih teknologi atau lainnya,” katanya.
Tommy menambahkan, agar Thailand lebih tertarik, Kadin memberikan jaminan kemudahan berinvestasi di Jatim, mulai dari perizinan hingga pengurusan dokumen lainnya.
"Misal ingin investasi pengembangan buah nanas, maka investasi ini tidak tersentral pada satu perusahaan saja tetapi dengan mengajak puluhan kelompok tani dan di bawah koordinasi Kadin Jatim sehingga bisa maju bersama,” imbuhnya.