Bisnis.com, SURABAYA - Kasikorn Vision Financial Company Pte. Ltd (KVF), anak perusahaan yang dimiliki Kasikornbank (KBank) asal Thailand meningkatkan kepemilikan saham di Bank Maspion hingga mencapai 67,50 persen.
Perjanjian jual beli bersyarat tersebut telah dituangkan dalam penandatanganan Conditional Sales and Purchase Agreement (CPSA) antara Bank Maspion dengan KVF Group di Kantor Bank Maspion Surabaya, Senin (30/5/2022).
CEO Maspion Group, Alim Markus menjelaskan awalnya akusisi saham Bank Maspion oleh KVF ini hanya sebesar 9,99 persen sejak 2017, kemudian ditingkatkan sebanyak 30,01 persen saham sehingga kepemilikan saham KVF ini menjadi 40 persen.
“Selanjutnya, KVF akan membeli saham tambahan dalam rangka meningkatkan kepemilikan saham K-Bank Group di Bank Maspion menjadi 67,50 persen, yang akan meningkatkan modal minimum Bank Maspion menjadi US$210 juta,” jelasnya seusai penandatanganan CPSA.
Dia mengatakan melalui akusisi ini, KBank akan dapat menjalankan bisnis perbankan komersial di Indonesia, sebab pembangunan infrastruktur publik dan digitalisasi di Indonesia saat ini memiliki prospek layanan keuangan yang menjanjikan di semua segmen nasabah.
“Setelah ini ekspansi akan terus dilakukan, mungkin 5 - 6 tahun ke depan kita tidak ambil dividen, karena dividennya direinvesment,” imbuhnya.
Baca Juga
Alim Markus menambahkan, yang tidak kalah penting dalam pengembangan bisnis perbankan ke depan adalah pengembangan infrastruktur digital perbankan. Menurutnya, sistem digital perbankan KBank saat ini sudah sangat bagus terutama dalam hal pengamanan. Salah satu aplikasi unggulan Kbank yang dimiliki yakni mobile banking K-Plus.
“Memang trennya yang nyaman bagi konsumen, tidak perlu ke bank untuk bisa transaksi, tapi ya sekarang mudah di-hack, sehingga perlu kehati-hatian, saya kita Kbank ini sangat bagus safetynya,” imbuhnya.
Chairman of KVF, Pattarapong Kanhasuwan mengatakan melalui akusisi ini Kbank ingin semakin memperluas pasar perbankan di Indonesia setidaknya bisa mencapai target pertumbuhan kinerja 100 persen, dan menjadi bank terbesar di Jatim pada 2027.
“Kami optimistis karena kami melihat potensi pasar di Indonesia sangat besar terutama dari segmen UMKM. Untuk itu kami ingin membantu nasabah lokal agar dapat mengakses keuangan dengan biaya murah dan solusi bisnis yang lebih kompetitif,” ujarnya.
Dia mengatakan, potensi yang bisa digarap setelah menambah porsi saham ini antara lain ada di segmen korporasi, segmen UMKM dan segmen ritel. Di segmen korporasi ditargetkan bisa mempercepat pinjaman korporasi kepada perusahaan investasi Thailand dengan skala besar, serta investor asing yang berencana melakukan investasi di Indonesia, sekaligus fokus pada layanan payroll untuk korporasi.
"Di segmen UMKM, KBank akan fokus mempromosikan kredit UMKM, dan di segmen ritel akan memprioritaskan pengembangan pemberian kredit digital pada segmen ritel melalui data analitycs untuk menyediakan sarana yang aman," ujarnya.
Menurut Pattarapong, langkah akusisi ini diyakini akan memperkuat KBank dalam menghubungkan bisnis di seluruh masyarakat ekonomi Asean, China, Jepang, dan Korea Selatan yang memiliki dinamika pertumbuhan yang tinggi.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jatim, Bambang Mukti Riyadi mengatakan bahwa penandatangan CPSA merupakan bagian dari konsolidasi perbankan nasional yang juga diupayakan oleh OJK.
“Secara spesifik ini bisa menguasai pasar dan jejaring yang luas, dan kekuatan keuangan serta IT Kasikorn bisa jadi lebih kuat, utamanya berkontribusi untuk perekonomian, tidak cuma di Jatim tapi hingga ke Indonesia Timur,” ujarnya.