Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pusvetma Surabaya Siapkan Pengembangan & Produksi Vaksin PMK

Pengembangan vaksin akan dilakukan dengan metode kultur jaringan untuk membuat Vaksin inaktif (killed vaccine).
Peternak menunjukkan mulut sapi yang terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di kandang karantina milik peternak di Desa Jeulekat, Lhokseumawe, Aceh, Rabu (25/5/2022). Berdasarkan data Dinas Peternakan Aceh hingga 23 Mei 2022 jumlah sebaran kasus PMK pada sapi sebanyak 10.092 ekor, 50 ekor diantaranya mati, sembilan ekor dipotong paksa dan 2.753 dinyatakan sembuh yang tersebar di 11 dari 23 kabupaten/kota di Aceh./Antara-Rahmad.
Peternak menunjukkan mulut sapi yang terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di kandang karantina milik peternak di Desa Jeulekat, Lhokseumawe, Aceh, Rabu (25/5/2022). Berdasarkan data Dinas Peternakan Aceh hingga 23 Mei 2022 jumlah sebaran kasus PMK pada sapi sebanyak 10.092 ekor, 50 ekor diantaranya mati, sembilan ekor dipotong paksa dan 2.753 dinyatakan sembuh yang tersebar di 11 dari 23 kabupaten/kota di Aceh./Antara-Rahmad.

Bisnis.com, SURABAYA — Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya tengah menyiapkan pengembangan dan produksi vaksin bagi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di sejumlah daerah di Jatim.

Kepala Pusvetma Surabaya, Edi Budi Susila, mengatakan saat ini pihaknya bersama dengan tim pakar telah siap memproduksi vaksin seusai dengan arahan Menteri Pertanian. 

“Pengembangan vaksin akan dilakukan dengan metode kultur jaringan untuk membuat vaksin inaktif (killed vaccine),” ujarnya, Rabu (25/5/2022).

Dia menjelaskan vaksin tersebut merupakan jenis vaksin yang mengandung virus yang sudah dimatikan dengan suhu panas, radiasi, atau bahan kimia. Proses ini membuat virus tetap utuh, tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk berkembang biak.

“Ini berfungsi untuk melindungi hewan ternak yang belum terjangkit dari penularan PMK. Untuk yang sudah terjangkit akan kami maksimalkan pengobatan dan perawatannya,” ujar Edi

Selain itu, lanjut Edi, pihaknya bersama dengan Pemprov Jatim dan berbagai pihak terus mengupayakan edukasi bagi para peternak secara masif. Pasalnya, di beberapa daerah masih ditemukan adanya petani yang tidak paham penanganan hewan ternak yang terindikasi tertular PMK.

“Berikan vitamin agar imunitasnya bertambah dan mencegah penularan. Cuci mulut sapi dengan NaCL. Lalu bersihkan kandang dengan disinfektan setiap pagi dan sore, pastikan pula kebersihan kandang dan alatnya selalu terjaga,” jelasnya.

Edi menambahkan, Pusvetma dan tim pakar juga sangat terbuka apabila ada penambahan Guru Besar dari wilayah lain untuk turut bergabung dalam upaya percepatan penanganan PMK hewan ternak melalui pembuatan vaksin. 

“Kami sangat terbuka jika Ibu Gubernur merekomendasikan Guru Besar dari tempat lain untuk bergabung guna percepatan pembuatan vaksin ini,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper