Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Penyakit Kuku dan Mulut Marak, Ini Kata Mentan Yasin Limpo

Saat ini PMK masih dalam penelitian lanjutan di Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya guna memastikan tingkat dan jenis serotype PMK yang teridentifikasi.
Peni Widarti
Peni Widarti - Bisnis.com 11 Mei 2022  |  08:53 WIB
Penyakit Kuku dan Mulut Marak, Ini Kata Mentan Yasin Limpo
Petugas Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) memeriksa kesehatan sapi yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di salah satu peternakan sapi di Desa Sembung, Gresik, Jawa Timur, Selasa (10/5/2022). Dinas Pertanian Kabupaten Gresik melakukan pembatasan area ternak dengan menutup sejumlah pasar hewan untuk memutus rantai penyebaran penyakit serta menyuntikan vitamin dan antibiotik bagi sapi-sapi yang terpapar PMK. - Antara/Rizal Hanafi.

Bisnis.com, SURABAYA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meyakini situasi pandemik Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak yang terjadi di Jatim bisa dikendalikan dengan baik.

Dia mengatakan, dari 2.000 hewan ternak yang terjangkit PMK di 4 kabupaten di Jatim dan 2 kabupaten di Aceh, tercatat hanya sekitar 33 hewan ternak yang mati atau setara di bawah 3 persen.

“Ini artinya pengendalian sudah bisa dilakukan, tapi kita tidak boleh diam, namanya juga virus dan penyakitnya bisa menyebar dari udara atau aribone atau kontak dengan hewan lain,” katanya saat kunjungan kerjan di Kabupaten Gresik, Selasa (10/5/2022).

Untuk itu, lanjutnya, penutupan lokasi sudah menjadi pilihan tepat untuk saat ini dalam mengendalikan penyebaran penyakit ternak. Selain itu, katanya, pemerintah juga telah menerjunkan para dokter hewan untuk menangani PMK di daerah terjangkit PMK.

Yasin Limpo pun meminta kepala daerah untuk tetap siaga dalam mengendalikan penyakit tersebut, termasuk meminta masyarakat agar tidak panik dalam menyikapi PMK.

“PMK ini tidak menular pada manusia, tentu kita berusaha cegah dengan segala kekuatan, dan dokter-dokter hewan kita turunkan ke daerah pandemik. Jadi kesimpulannya, tidak boleh ada pemusnahan terhadap hewan yang terjangkit PMK,” ujarnya.

Dia menambahkan saat ini pun PMK masih dalam penelitian lanjutan di Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya guna memastikan tingkat dan jenis serotype PMK yang teridentifikasi. Harapannya, penyakit ini tidak akan berdampak pada suplai hewan ternak di Indonesia.

“PMK ini masih dalam penelitian secara maksimal, agar kita bisa identifikasi ini pada level berapa, jenisnya seperti apa, kita harap hari ini atau besok akan keluar hasilnya," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

sapi kementan pmk
Editor : Miftahul Ulum

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    Terpopuler

    Banner E-paper
    back to top To top