Bisnis.com, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta pasar hewan di 4 kabupaten di Provinsi Jawa Timur (Jatim) untuk tutup sementara setelah ditemukannya penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi di sejumlah peternakan.
Adapun 4 kabupaten yang terkonfirmasi adanya kasus wabah PMK pada peternakan sapi di antaranya adalah Gresik, Lamongan, Sidoarjo dan Mojokerto.
“Alhamdulillah dua pasar hewan di Lamongan telah ditutup sementara, karena yang disampaikan oleh Kesehatan Hewan ini, penularan awalnya terjadi di pasar hewan. Kemungkinan penularan ini didapat dari kambing atau domba yang diimpor secara ilegal dari negara yang belum bebas PMK," katanya dalam siaran pers, Minggu (8/5/2022).
Dia mengatakan pendekatan penanganan penyakit hewan berkuku genap ini mirip dengan pengendalian Covid-19. Untuk itu, perlu strategi isolasi atau karantina berbasis kandang selama 14 hari untuk menangani wabah PMK pada sapi.
"Penanganannya mirip dengan proses penanganan Covid, karena ini penyebarannya lewat airbone (transmisi udara) jadi bisa lebih luas lagi lewat angin. Dalam radius angin tertentu kemungkinan bisa terbawa. Ternak yang di luar jangan masuk dulu, dan ternak yang di dalam, jangan keluar sampai benar-benar mendapat pengobatan," ujarnya.
Adapun kasus PMK pertama yang dilaporkan terjadi di Gresik pada 28 April 2022 terdapat sebanyak 402 ekor sapi potong terjangkit PMK yang tersebar di 5 kecamatan dan 22 desa.
Baca Juga
Kasus kedua terjadi pada 1 Mei 2022 di Lamongan sebanyak 140 ekor sapi yang tersebar di 3 kecamatan dan 6 desa. Di Sidoarjo, tercatat ada 595 ekor sapi potong terjangkit PMK, serta sapi perah dan kerbau yang tersebar di 11 kecamatan dan 14 desa.
Kasus keempat dilaporkan terjadi pada 3 Mei 2022 di Kabupaten Mojokerto. Sebanyak 148 ekor sapi potong yang tersebar di 9 kecamatan dan 19 desa mengalami indikasi terjangkit PMK.
Diketahui, gejala tanda klinis PMK pada hewan ternak meliputi demam tinggi (39-41 derajat Celcius), keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa, luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah, tidak mau makan, dan kaki pincang.
Hewan ternak yang terkena PMK juga mengalami luka pada kaki dan berujung pada lepasnya kuku, sulit berdiri, gemetar, napas cepat, produksi susu turun drastis, bahkan tubuhnya menjadi kurus.
"Hewan ternak yang terkonfirmasi PMK sudah disiapkan obat-obatan seperti suntikan analgesik, antibiotik dan vitamin. Beberapa hewan sudah ada pemulihan, tapi memang masih ada sapi yang masih menunjukkan tanda-tanda gejala PMK,” imbuhnya.
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menambahkan bahwa pihaknya telah mengambil langkah-langkah komprehensif sesuai SOP yang sudah ditentukan terhadap 140 sapi yang dilaporkan terjangkit PMK.
"Saat ini proses pemulihan, nanti kita akan observasi lagi selama 14 hari. Seluruh pasar hewan sudah kami tutup, yang besar-besar ada dua pasar, termasuk yang temporer," kata Yuhronur.