Bisnis.com, SURABAYA - Kalangan pengusaha yang tergabung dalam Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (Forkas) Jawa Timur menilai bahwa tahun ini akan menjadi tahun pemulihan ekonomi seiring dengan semakin kencangnya kinerja ekspor Jatim.
Sekjen Forkas Jatim, Winyoto Gunawan, mengatakan tahun ini bisa dikatakan sudah hampir kembali normal seperti sebelum masa Covid-19 saat banyak pengusaha yang menderita dan tidak bisa bergerak dari keadaan.
“Namun begitu untuk kembali bangkit di tahun ini juga tidak mudah karena pengusaha untuk memulai baru lagi itu perlu kerja keras, bisa karena kendala permodalan. Tetapi kami optimistis perekonomian kita akan semakin baik dari berbagai sektor, mulai industri sampai ekspor,” katanya di sela-sela Media Gathering Forkas Jatim, Rabu (20/4/2022).
Henry Setiawan, Ketua Klaster Baja Lapis Aluminium Seng (BjLAS) IISIA, Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia atau Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA), mengatakan tren ekspor untuk produk besi dan baja juga mengalami peningkatan di kuartal I/2022, di bandingkan akhir tahun lalu seiring dengan meredanya Covid-19.
“Selain itu, seperti yang kita ketahui, China melakukan lockdown akhir-akhir ini sehingga produksinya mayoritas digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dibandingkan ekspor, tetapi negara di luar berlomba-lomba untuk ekspor ke AS dan Eropa karena harganya yang tinggi, dan Indonesia juga dapat imbasnya bisa memasok barang ke sana, sehingga ekspornya naik,” jelasnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan menyebutkan kinerja ekspor non migas Jatim pada Maret 2022 tercatat sebesar US$2,09 miliar atau naik 13,56 persen dibandingkan Maret 2021 yang hanya mencapai US$1,84 miliar.
Baca Juga
“Begitu juga bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau Februari 2022 yakni US$1,77 miliar, ekspor kita pada Maret naik 18,27 persen,” katanya.
Dia mengatakan dari total kinerja ekspor non migas Maret 2022 tersebut, untuk ekspor sektor pertanian tercatat US$178,68 juta atau naik 12,67 persen (yoy), atau naik 30,24 persen (mtm).
Sedangkan ekspor dari industri pengolahan tercatat mencapai US$1,9 miliar naik 13,26 persen (Yoy) atau naik 17,41 persen (mtm). Sementara di sektor pertambangan turun tipis -6,23 persen (mtm), tetapi Jika dibandingkan periode sama tahun lalu hasil tambang mengalami kenaikan 207,12 persen.
Adapun sejumlah barang yang mengalami kenaikan permintaan ekspor di antaranya bahan kimia organik, lemak minyak hewan/nabati, tembaga, perhiasan/permata, serta ikan dan udang. Sedangkan ekspor yang turun yakni alas kaki, garam, belerang, kapur, disusul buah-buahan, kayu dan barang dari kayu, serta berbagai produk kimia.
Sementara negara tujuan ekspor yang mengalami peningkatan permintaan yakni China, Jepang, AS, Uni Emirat Arab, dan Malaysia. Negara yang mengalami penurunan permintaan yakni Italia, Mesir, Fed Rusia, Belanda, dan India.