Bisnis.com, SURABAYA - Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) bersinergi dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Group tahun ini akan merealisasikan Program Makmur dengan target penyerapan pupuk oleh 20.000 petani dari masing-masing perusahaan perkebunan.
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal mengatakan Program Makmur merupakan program Kementerian BUMN untuk membantu meningkatkan produktivitas tanaman terutama tebu guna mencapai target swasembada gula pada 2024.
“Melalui program ini kami berharap produktivitas tanaman petani binaan bisa meningkat karena petani bisa mendapatkan pupuk komersial dengan harga khusus hingga akses pembiayaan,” katanya sesuai penandatanganan MoU Program Makmur, Jumat (18/3/2022).
Dia menjelaskan, selama ini Pupuk Indonesia grup memiliki 4 segmen pasar urea yakni pupuk ekspor yang dijual sekitar Rp14 juta/ton atau mengikuti harga internasional, pupuk untuk industri dan energi, pasar ritel yang dijual melalui kios-kios dengan harga yang lebih rendah dari ekspor, serta pupuk untuk program pemeritah atau agrosolution seperti Program Makmur.
“Untuk Program Makmur ini, kami ingin berkontribusi dalam ketahanan pangan sehingga diberikan harga yang terjangkau sekitar Rp9 juta - Rp10 juta per ton. Namun dalam mekanismenya kita pastikan tidak ada penyimpangan pupuk karena melalui program ini kita sudah tau ekosistem petani dengan industri yang menyerap hasil produksinya,” jelasnya.
Direktur Utama PT Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan selama ini yang selalu menjadi pertanyaan para petani dalam meningkatkan produktivitas adalah soal bagaimana cara menambahkan pupuk, permodalan usaha, dan harga pupuk yang fluktuasi.
Baca Juga
“Nah, agar produktivitas dan rendemen tinggi tentu harus menambahkan pupuk sehingga Program Makmur ini akan memberikan kepastian kebutuhan pupuk dan sarana lainnya,” ujarnya.
Dia mengatakan Program Makmur sebelumnya telah berjalan tahun lalu dengan jumlah petani yang ikut serta sebanyak 5.000 petani dari setiap perusahaan perkebunan, sedangkan tahun ini menjadi 20.000 petani.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Produksi dan Pengembangan Holding PTPN III, Mahmudi mengatakan tahun ini terdapat 104.000 hektare lahan perkebunan, dengan jumlah minat petani yang mengikuti program dengan luasan 60.000 ha atau 60 persen.
“Tugas PTPN Group adalah bagaimana bisa swasembada gula pada 2024 atau meningkat 3 kali dari tahun ini,” katanya.
Mahmudi menjelaskan realisasi produksi gula nasional pada tahun lalu mencapai 770.000 ton atau naik 10 persen (yoy), sedangkan kebutuhan konsumsi gula nasional mencapai 6 juta ton yang terdiri dari 2,7 juta ton gula konsumsi, dan sisanya gula untuk industri.
“Nah tahun ini kita targetkan produksi gula kita bisa mencapai 1,1 juta ton, dan pada 2024 nanti bisa 1,8 juta ton,” imbuhnya.
Dia menambahkan, dalam Program Makmur yang sudah pernah berjalan terjadi peningkatan produktivitas, sebelumnya rerata hanya mampu memproduksi gula 5,03 ton/ha, dan saat ini bisa menjadi 10,5 ton/ha.
“Peningkatan ini terjadi setelah petani meningkatkan jumlah penggunaan pupuk, dari awalnya hanya pakai pupuk 1,2 ton/ha, sekarang pakai 1,5 ton/ha,” imbuhnya.
Direktur PTPN XI, R. Tulus Panduwidjaja menambahkan saat ini bahan baku tebu (BBT) untuk pabrik gula PTPN XI sebanyak 98 persen merupakan tebu rakyat. Setidaknya akan ada 70 persen tebu petani yang membutuhkan Program Makmur ini.
“Tahun ini sendiri PTPN XI menargetkan jumlah tebu giling mencapai 4,8 juta ton, dengan produksi gula sebanyak 300.000 ton,” imbuhnya.