Bisnis.com, SURABAYA - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat sejumlah komoditas seperti beras, rokok, tomat, dan minyak goreng telah menjadi salah satu penyebab inflasi di Jatim pada Januari 2022 yakni 0,46 persen.
Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan mengatakan pada Januari 2022 Jatim mengalami inflasi sebesar 0,46 persen dibandingkan Desember 2021, atau mengalami inflasi 2,60 persen terhadap Januari 2021.
“Pada Januari lalu, dari 8 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), inflasi tertinggi terjadi di Malang sebesar 0,52 persen, dan terendah terjadi di Sumenep yakni 0,24 persen,” katanya dalam paparan virtual Berita Resmi Statistik (BRS), Rabu (2/2/2022).
Dia menjelaskan terhadap 10 komoditas yang menjadi penyumbang inflasi Jatim pada Januari lalu, di antaranya beras yang mengalami perubahan harga naik 1,62 persen, disusul biaya tukang bukan mandor naik 2,90 persen, rokok kretek filter naik 2,54 persen, tomat naik 36,87 persen, daging ayam ras naik 2,44 persen, dan tongkol diawetkan naik 12,89 persen.
“Selain itu, biaya les privat juga mengalami perubahan harga yang naik 8,16 persen, disusul harga mobil 0,84 persen, bahan bakar rumah tangga naik 1,27 persen, dan minyak goreng naik 1,37 persen. Minyak goreng dalam beberapa bulan ini mengalami harga yang tinggi sehingga pemerintah melakukan intervensi seperti menggelar operasi pasar minyak harga Rp14.000/liter,” jelasnya.
Dadang menambahkan, laju inflasi Jatim bulan lalu pun masih tertahan oleh sejumlah komoditas penymbang deflasi, di antaranya seperti tarif angkutan udara yang mengalami penurunan harga -2,77 persen, disusul cabai rawit -7,63 persen, cabai merah -15,47 persen, biaya administrasi transfer uang -27,6 persen.
Baca Juga
“Di samping itu juga ada penurunan harga pada komoditas sawi hijau yakni turun -7,38 persen, terong -7,22 persen, buah naga -14,38 persen, kacang panjang -4,62 persen, pisang -0,82 persen, dan harga kulkas turun -1,20 persen,” imbuhnya.