Bisnis.com, REMBANG - PT Semen Indonesia Tbk (SIG) berkomitmen untuk terus melestarikan lingkungan terutama terhadap lahan pasca tambang kapur melalui berbagai program reboisasi/hutanisasi dan pemberdayaan UMKM, termasuk bagi Semen Gresik di Pabrik Rembang.
Kabiro Komunikasi dan CSR Semen Gresik, Dharma Sunyata, mengatakan seperti yang sudah dilakukan terhadap lahan pasca tambang di Pabrik Tuban, SIG pun akan melakukan hal yang sama terhadap lahan pasca tambang di Semen Gresik Pabrik Rembang - Jawa Tengah.
“Seperti halnya di Tuban, akan dimanfaatkan untuk beberapa kegiatan di Rembang nanti. Untuk saat ini saja, di area tambang Rembang yang belum dilakukan penambangan malah sudah dilakukan penanaman beberapa jenis pohon seperti pohon akasia,” jelasnya dalam Media Visit Plant Semen Gresik - Rembang, Kamis (16/12/2021).
Selain itu, lanjutnya, lahan-lahan yang belum ditambang juga dikerjasamakan dengan petani di Ring 1 (sekitar pabrik) dalam 5 - 10 tahun ke depan. Pada Agustus lalu juga telah dilakukan pembagian untuk penggarapan sawah yang ada di sekitar Ring 1 dengan total luas 160 ha.
“Akan ada banyak hal yang akan kita lakukan, termasuk di area tanah liat itu masih kita pakai sebagai embung tandah hujan. Itu bisa menampung 15.000 m3 air yang cukup untuk persediaan selama 6 bulan di musim kering. Belum lagi embung yang ada di Desa Tegaldowo,” jelasnya.
Dharma menjelaskan lokasi tambang kapur yang merupakan sumber bahan baku semen di Pabrik Rembang ini memiliki luas sebesar 290 ha untuk area lahan kapur, dan untuk area lahan tanah liat seluas 98 ha. Sedangkan masa tambang di Rembang ini hingga 50 tahun.
Baca Juga
“Untuk lokasi pabrik semen memang idelanya harus dekat dengan source tambang. Karena tidak mungkin bangun Pabrik tapi jauh dari tambang karena ada kaitannya dengan biaya angkut bahan baku,” ujarnya.
Dia menambahkan di Pabrik Rembang sendiri saat ini sudah menggunakan regeneratif drive system long belt conveyor sepanjang 5 km untuk mengangkut bahan baku kapur dari tambang menuju Pabrik. Sistem ini mampu menghemat konsumsi listrik hingga 20 persen.
“Kami juga sudah menggunakan bag filter technology sehingga mampu menurunkan emisi debu sampai di bawah 30mg/m3. Pabrik ini juga menggunakan vertical cement mill yang bisa menghemat listrik sampai 30 persen, serta menggunakan 5-stage preheater agar menghemat konsumsi energi sampai 200.000 ton batubara per tahun,” jelasnya.
Adapun Semen Gresik Pabrik Rembang ini mulai dibangun pada 2014 dan resmi beroperasi pada 2017 dengan menelan investasi hingga Rp4,96 triliun. Kapasitas produksi di pabrik ini adalah 3 juta ton per tahun.