Bisnis.com, BATU - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) tengah mendata nasabah kredit usaha yang terdampak erupsi Gunung Semeru terutama usaha sektor pertanian dan pertambangan.
Direktur Keuangan Bank Jatim, Ferdian Timur Satyagraha mengatakan Bank Jatim telah melakukan diskusi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator untuk menyiapkan kebijakan terhadap nasabah terdampak tersebut.
“Sekarang ini masih proses pendataan, kita sudah berkoordinasi dengan regulator, sempat diskusi dengan OJK dan beliau juga masih menunggu data terakhir,” ujarnya di sela-sela Media Gathering Bank Jatim, Minggu (12/12/2021).
Dia mengatakan nasabah kredit usaha tersebut tidak diperkirakan paling banyak bergerak di sektor pertanian, peternakan, dan perkebunan juga usaha kecil tambang pasir.
Diketahui, erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada 4 Desember 2021 telah menimbulkan awan panas guguran (APG) yang berdampak pada warga sekitar termasuk lahan-lahan pertanian. Sebelumnya Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Lumajang memperkirakan ada lebih dari 200 hektare lahan pertanian yang ada di Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro Lumajang mengalami gagal.
Sejumlah komoditas unggulan di Lumajang terutama yang ada di sekitar lereng gunung dan aliran sungai di antaranya adalah padi, palawija, dan sengon. Selain lahan pertanian dan kopi, juga banyak hewan ternak yang mati dan tidak bisa diselamatkan.