Bisnis.com, SURABAYA - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur terus berupaya mengimplementasikan program Pasar Rakyat dan Pusat Perbelanjaan SIAP (sehat, inovatif, aman pakai) QRIS untuk mendorong percepatan digitalisasi keuangan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim, Budi Hanoto menjelaskan pilot project Pasar Rakyat Siap QRIS secara nasional dilakukan di 46 pasar rakyat. Di Jatim sudah meluncurkan 3 pasar yakni Pasar Kapasan dan Pasar Wonokromo, serta Darmo Trade Center (DTC).
“Program ini bagian dari komitmen bersama antara BI, Disperindag Jatim, dan senergi dengan banyak pihak untuk menyiapkan pasar rakyat agar siap memasuki ekosistem digital dalam rangka pemulihan ekonomi Nasional,” jelasnya dalam peluncuran SIAP QRIS - Pasar Wonokromo - DTC, Jumat (3/12/2021).
Dia mengatakan secara nasional sistem pembayaran melalui QRIS ditargetkan sebanyak 12 juta merchant. Hingga kini jumlah yang telah terealisasi sebanyak 12,53 juta merchant.
“Sementara, di Jatim sampai saat ini sudah mencapai lebih dari 1,53 juta merchant. Capaian ini telah melebihi target kami 1,5 juta, dan capaian Jatim ini merupakan yang tertinggi ketiga setelah Jawa Barat dan DKi Jakarta,” ujarnya.
Budi menambahkan, potensi penggunaan QRIS di Surabaya juga menunjukkan tren peningkatan selama 2 tahun terakhir. Pada Desember 2019, jumlah merchant tercatat sebesar 53.063 merchant, lalu meningkat 308,34 persen (yoy) menjadi 216.678 merchant pada Desember 2020.
Baca Juga
“Tren peningkatan merchant QRIS di Surabaya terus berlanjut hingga akhir November 2021 sebesar 101,18 persen [yoy] dengan jumlah 412.478 merchant,” imbuhnya.
Sistem pembayaran QRIS, lanjut Budi, kini mulai menjadi alternatif pembayaran bagi masyarakat. Tercatat jumlah transaksi QRIS di Jatim hingga kini telah mencapai Rp184,28 miliar atau setara 10,28 persen dari total transaksi QRIS secara nasional sebesar Rp1,79 triliun.
“Tidak hanya digunakan untuk pembayaran di pasar atau pusat belanja, QRIS juga sudah digunakan untuk pembayaran kepada merchant, donasi di rumah ibadah, serta pembayaran parkir,” ujarnya.
Budi menambahkan, khusus di Pasar Wonokromo saat ini terdapat 1.300 pedagang. Dari jumlah itu, sebanyak 200 pedagang sudah memasang QRIS, sedangkan di DTC tercatat ada 500 pedagang, dari jumlah itu sebanyak 75 pedagang telah memasang QRIS.
“Setelah Pasar Kapasan, Wonokromo dan DTC, kami akan terus mendorong pasar-pasar lain untuk menggunakan QRIS, sejalan dengan upaya mendorong program-program literasi dan sistem pembayaran yang cepat, murah dan mudah,” imbuhnya.