Bisnis.com, MALANG — Kenaikan harga pada bahan-bahan makanan (volatile food) menjelang akhir tahun perlu diwaspadai karena berpotensi mendongkrak inflasi di Malang.
Peneliti Senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, mengatakan inflasi November di Kota Malang disumbang oleh pergerakan kelompok bahan pangan.
“Kenaikan harga telur pada awal November dan minyak goreng di pertengahan November menjadi sinyal volatile food menguat,” katanya, Rabu (1/12/2021).
Di satu sisi, kata dia, pergerakan inflasi pada November ini mengindikasikan geliat ekonomi dan perbaikan daya beli masyarakat. Akan tetapi, hal ini patut diwaspadai, terlebih pola inflasi yang menguat karena kenaikan permintaan komoditi pada saat Nataru.
Pemerintah, dia meyakinkan, harus menjamin kepastian stok bahan pangan menghadapi lonjakan permintaan menjelang Nataru.
Kondisi cuaca dan ancaman bencana alam, Joko menilai, dapat mengganggu produksi dan distribusi komoditas pangan. Apalagi pemerintah memberlakukan kebijakan PPKM level 3 saat Nataru sehingga hal ini dapat mempengaruhi stok dan distribusi komoditas pangan.
Baca Juga
Kepala BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini, mengatakan pada November 2021, Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,26 persen a.l minyak goreng dan telur ayam ras.
Komoditas penyumbang inflasi terbesar, yakni minyak goreng mengalami kenaikan harga sebesar 8,81 persen dengan andil sebesar 0,08 persen, telur ayam ras naik sebesar 14,65 persen dengan andil sebesar 0,06 persen, angkutan udara naik 3,52 persen dengan andil sebesar 0,04 persen.(K24)