SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya akan kembali menggencarkan kegiatan operasi yustisi protokol kesehatan (prokes) secara konsisten untuk mengantisipasi potensi adanya gelombang ketiga Covid-19 di momen akhir tahun.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan momen liburan akhir tahun seperti Natal dan Tahun Baru menjadi perhatian serius Forkopimda Surabaya sebab adanya potensi gelombang ketiga Covid-19 terutama varian Delta Plus yang kini sudah ditemukan di beberapa negara.
“Kami telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi lonjakan gelombang Covid-19 seperti peningkatan kegiatan terintegrasi dari mulai tracking, tracing, testing dan treatment. Ini kita lakukan terus menerus hampir selama 24 jam, dan berkolaborasi dengan puskesmas, kelurahan, kecamatan, Babinsa, Bhabinkamtibmas hingga relawan tracer,” jelasnya dikutip dalam rilis, (Rabu (17/11/2021).
Dia mengatakan kegiatan tracking, tracing dan testing merupakan hal yang sangat penting dan perlu dilakukan secara konsisten. Hingga saat ini kegiatan tracing di Surabaya berada di angka 0,12, dan untuk tracing 29,63 dan untuk kegiatan treatment sudah sekitar 1,34.
“Ini artinya kapasitas 3T kita di Surabaya sudah cukup memadai,” imbuhnya.
Selain itu, saat ini tim dari jajaran Pemkot Surabaya hingga kecamatan, kelurahan termasuk tim Swab Hunter dan Vaksin Hunter terus berkeliling melakukan kegiatan operasi yustisi untuk mengingatkan warga agar tetap disiplin prokes.
Menurut Eri, meskipun jumlah kasus aktif di Surabaya saat ini berada di bawah angka 10, yakni per 14 November tercatat ada 7 kasus dari total warga Surabaya sebanyak 2,9 juta penduduk tetapi Pemkot Surabaya tidak ingin kecolongan.
"Jadi kami keliling setiap malam ke tempat-tempat keramaian, tidak kami bubarkan tapi kami berikan masker sekaligus melakukan swab secara acak. Dan, kami tanyakan juga terkait dengan vaksin, kalau dia belum divaksin kita lakukan vaksin langsung di lokasi. Termasuk, melakukan percepatan vaksinasi di Sentra Vaksinasi Bersama (SVB), vaksin door to door, dan vaksin drive thrue,” katanya.
Eri menambahkan, untuk mengantisipasi adanya varian baru Covid-19 itu, Pemkot Surabaya juga telah melakukan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk kasus positif CT <20. Bila ditemukan pasien dengan CT <20, pemkot memastikan akan memberikan pelayanan ekstra kepada warga tersebut.
"Kita menjaga betul jangan sampai kasusnya naik di Kota Surabaya. Penyekatan wilayah perbatasan juga kami lakukan dengan RT/RW untuk monitoring pelaku perjalanan,” imbuhnya.
Adapun Kota Surabaya saat ini sudah berstatus PPKM Level 1 dengan tren kasus kematian 0 kasus. Sedangkan tingkat rawat inap di RS yakni 0,65, dan kasus konfirmasi positif yakni 1,78.