Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Mulai Bergeliat, Jatim Inflasi 0,18 Persen

perubahan dari deflasi pada September 2021 menjadi inflasi pada Oktober 2021 ini salah satunya disebabkan oleh bergeraknya pasar karena dampak pelonggaran kegiatan masyarakat setelah Jatim berstatus PPKM Level 1.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, SURABAYA - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis tren Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jatim pada Oktober 2021 mengalami inflasi sebesar 0,18 persen atau berubah dari bulan sebelumnya yang sempat mengalami deflasi.

Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan mengatakan perubahan dari deflasi pada September 2021 menjadi inflasi pada Oktober 2021 ini salah satunya disebabkan oleh bergeraknya pasar karena dampak pelonggaran kegiatan masyarakat setelah Jatim berstatus PPKM Level 1.

“Adanya pelonggaran-pelonggaran apalagi beberapa aktivitas ini adalah rujukan pada leveling PPKM, jadi semakin rendah level maka aktivitas dilonggarkan dan ini menjadikan hukum permintaan dan penawaran atau aktivitas ekonomi mulai menggeliat,” ujarnya dalam virtual paparan Berita Resmi Statistik (BRS), Senin (1/11/2021).

Dia mengatakan inflasi tersebut terjadi seluruh kota IHK yakni sebanyak 8 kota di Jatim, dengan inflasi tertinggi terjadi di Surabaya 0,20 persen, dan inflasi terendah terjadi di Banyuwangi dan Sumenep yakni 0,02 persen.

“Dampak dari pelonggaran PPKM ini juga bisa terliha dari seluruh kelompok pengeluaran, utamanya kelompok makanan yang semuanya terjadi inflasi. Tatkala aktivitas sudah dilonggarkan ini akan mendorong permintaan, karena inflasi merupakan tanda atau salah satu alat ukur bagaimana denyut roda perekonomian,” imbuhnya.

Adapun 10 komoditas penyumbang inflasi Jatim pada Oktober di antaranya adalah minyak goreng yang mengalami kenaikan harga sebesar 4,12 persen, rokok kretek filter 1,62 persen, daging ayam ras 1,84 persen, cabai merah 25,24 persen, angkutan udara 1,06 persen, jeruk 4,84 persen, sop 6,37 persen, bubur 4,62 persen, beras 0,21 persen dan anggur 4,67 persen.

Sedangkan komoditas penyumbang deflasi yakni telur ayam rasa turun -5,63 persen, tomat turun -22,40 persen, ema sperhiasan -1,05 persen, apel -1,65 persen, pir -4,85 persen, kentang -2,64 persen, ayam hidup -1,52 persen, ikan mernying -33,29 persen, ikan tongkol -4,08 persen dan alpukat -6,92 persen.

Dadang menambahkan untuk potensi IHK di akhir tahun yakni pada November - Desember 2021 diperkirakan masih cenderung terjadi inflasi seperti tren yang terjadi di akhir tahun-tahun sebelumnya.

“Kalau dilihat berdasarkan inflasi di tahun-tahun sebelumnya, memang November - Desember itu selalu terjadi inflasi. Ini karena adanya momen Natal dan Tahun Baru yang terjadi peningkatan permintaan barang. Namun mungkin tidak seperti sebelum pandemi, sebab masih ada pembatasan kegiatan yang dilaksanakan pemerintah untuk menjaga agar Covid-19 tidak kembali naik,” ujarnya.

Secara tahun kalender, yakni Januari - Oktober 2021, Jatim tercatat mengalami inflasi 1,39 persen. Daerah dengan inflasi tertinggi terjadi di Surabaya 1,64 persen, dan terendah terjadi di Banyuwangi 0,58 persen.

Sedangkan inflasi dari tahun ke tahun (yoy) Jatim tercatat sebesar 2,13 persen. Dari 8 kota IHK, Kota Surabaya mengalami inflasi tertinggi yakni 2,37 persen, dan terendah di Banyuwangi 1,22 persen.

 

 

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper